Pariwisata Menurun, Pendapatan Taksi Online di Batam Merosot

Konten Media Partner
16 Maret 2020 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Taksi Online Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Taksi Online Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Dalam dua bulan terakhir, sektor pariwisata Kota Batam menunjukkan penurunan. Meski secara perlahan-lahan, namun penurunan sektor pariwisata di Batam turut mempengaruhi pendapatan driver taksi online.
ADVERTISEMENT
Penurunan pariwisata Batam kian tampak, sejak adanya wabah virus corona atau COVID-19 yang menghebohkan dunia. Seperti kunjungan wisatawan asing ke Kota Batam.
Pendapatan para supir taksi online di Batam sebagai para penyedia jasa transportasi pun berkurang. Kenapa tidak, seperti yang disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam Mansyur awal Februari lalu, tingkat hunian (okupansi) hotel di Batam yang biasanya mencapai diatas 70 persen kini untuk 50 persen pun sulit tercapai.
Selain itu, tamu yang masuk ke Batam merupakan rata-rata warga negara dari Singapura dan Malaysia. Mereka datang ke Batam untuk berlibur dan juga untuk berkunjung ke sanak family.
Sejak adanya wabah virus corona itu, akses untuk berpergian pun dipantau ketat bahkan dikurangi dari pihak negara mereka maupun pihak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Faktor yang sangat wajar membuat para supir taksi mengeluh dengan sepinya para penumpang.
Sekelompok supir taksi di Kota Batam yang ditemui kepripedia, yang diwakili driver bernama Reyzal Amry mengaku sangat merasakan dampak tersebut.
Ia bercerita untuk mencari uang Rp 200 ribu disaat seperti ini begitu susah. Padahal sebelum masa-masa ini, nominal pendapatan segitu perhari bukanlah hal yang langka.
"Kami ini rata-rata kredit mobil, ada yang ansuran mobil Rp 4,3 juta satu bulan, dari sana lah kami yang carikan selama lima tahun, itu belum termasuk belanja rumah," ujar Reyzal Amry.
"Bagaimana kami mau bayar setoran mobil, ini dah satu bulan tamu (sewa -red) sepi ke Batam. Jadi beban fikiran kami ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengatakan, banyak teman satu profesi yang telah gulung tikar, ada yang over kredit mobil. Tidak sedikit pula kata dia, teman-temannya yang bahkan mobilnya ditarik oleh Bank lantaran tak sanggup bayar cicilan mobil.
"Baru kemarin ada temen minta tolong carikan yang mau balikkan DP mobil," kata dia.
Kini, dia mewakili teman-teman supir taksi hanya berdoa dan berharap wabah virus corona ini cepat berlalu dan ekonomi bisa berjalan seperti sedia kala.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk tetap mengeksiskan pariwisata di Indonesia. Diantaranya dengan membebaskan pajak hotel dan restoran, hingga memberikan diskon tiket pesawat dengan subsidi. Kota Batam termasuk 1 diantara 10 daerah yang diberlakukan kebijakan tersebut.
Namun menurut Reyzal, hal itu tidak sepenuhnya mampu memberikan dampak bagi perekonomian khususnya sektor transportasi seperti yang kini ia geluti.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan kemarin diskon itu, belum ada dampaknya lagi terasa di kami," tutupnya.