Pemprov Kepri Minta Bandara Hang Nadim Batam Siapkan Fasilitas TCM

Konten Media Partner
18 Oktober 2021 16:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Foto: Rega/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan kebijakan travel bubble di Kepri, khususnya untuk wilayah Batam dan Bintan. Pemprov Kepri meminta semua manajemen bandara dan pelabuhan yang ditunjuk segera menyiapkan segala kesiapan untuk supaya bisa segera menerima kedatangan wisman.
ADVERTISEMENT
Adapun yang harus disiapkan adalah terkait alat-alat penunjang protokol kesehatan seperti alat Tes Cepat Melekurel (TCM) sebagai pengganti PCR dan lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kepri, Junaidi, menerangkan sejumlah sarana yang ditunjuk untuk menyambut wisman yang di putuskan oleh Satgas COVID-19 antara lain, bandara Hang Nadim Batam yang ditunjuk untuk melakukan pelayanan wisman dan PMI, pelabuhan laut Nongsa Batam untuk wisman dan PMI pelabuhan Batam Centre melayani PMI dan pelabuhan BBT Lagoi melayani Wisman.
Menurutnya, jika menunggu hasil PCR hingga 8 jam, maka dengan TCM akan diketahui hasilnya hanya dalam waktu 1 jam. Dan, alat tersebut diminta harus segera disiapkan disetiap bandara dan pelabuhan yang telah ditunjuk.
"Untuk Bandara RHF Tanjungpinang pada dasarnya sudah siap melayani, namun untuk sementara fokus di Hang Nadim Batam. Kita akan evaluasi, jika ternyata wisman yang datang lewat Hang Nadim membludak barulah RHF kita fungsikan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, ia sangat menyayangkan, hingga saat ini di Bandara Hang Nadim belum tersedia alat TCM yang diperlukan tersebut. Padahal hal tersebut menjadi syarat penting untuk program dibukanya travel bubble ini.
"Bandara Hang Nadim ini kan dibawah pengelolaan BP Batam. Seharusnya segala fasilitas dan sarana prasarananya agar segera dipersiapkan. Pemprov Kepri dalam hal ini tetap melakukan pengawasan melalui Satgas COVID-19," katanya.
Untuk mensukseskan program travel bubble yang diyakini akan mampu menjadi sumbu hidupnya kembali pariwisata di Kepri, maka diperlukan kerjasama semua pihak. Baik pemerintah kabupaten/kota dan perangkat daerah terkait.
"Masing-masing bekerja sesuai dengan kapasitasnya berdasarkan tupoksi masing-masing. Untuk bandara apa yang harus disiapkan agar segera dilakukan, begitu juga di pelabuhan hingga ke area wisata yang menjadi tujuan. Jadi tidak ada siapa menunggu apa yang harus dibuat. Begitu pesan Gubernur," kata Junaidi.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa ada 19 negara yang nantinya diizinkan masuk ke Indonesia.
Negara-negara tersebut meliputi Saudi Arabia, United Arab Emirates (UAE), Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Perancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Daftar 19 negara yang masuk ke Indonesia ini hanya berlaku khusus untuk penerbangan langsung ke Bali dan Kepulauan Riau (Kepri).
Untuk di Kepri, Bandara Hang Nadim yang berada di Kota Batam, dan satu lagi Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang.
Untuk Bandara RHF Tanjungpinang, ujar Junaidi, saat ini General Manager (GM) Angkasa Pura ll Tanjungpinang sedang melakukan koordinasi dengan Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara di Bali, agar mengetahui pola dan prosedur yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Saya baru menghubungi GM-nya, saat ini pihak Angakasa Pura ll Tanjungpinang sedang melakukan koordinasi dengan Bandara Soekarno Hatta. Besok mereka akan ke Bandara di Bali, guna melihat langsung bagaimana prosedur dan kesiapan fasilitas disana," ucap Junaidi.
Pelaku perjalanan dari 19 negara tersebut diatas dapat masuk ke Bali dan Kepri dengan syarat yang sudah disepakati, seperti melampirkan bukti sudah melakukan vaksinasi lengkap dengan waktu minimal 14 hari sebelum keberangkatan yang dibuat dalam Bahasa Inggris, serta memiliki hasil TCM sebagai pengganti PCR. Setelah sampai ke Bali dan Kepri, Wisaman tersebut juga akan melakukan proses karantina.
"Pada intinya kita semua telah sepakat travel buble ini segera dibuka. Dan sekali lagi Gubernur minta kerjasama kita semua, terutama pengelola pelabuhan dan bandara yang jadi akses utama keluar dan masuk wisman," tegas Junaidi.
ADVERTISEMENT
Melanjutkan arahan Gubernur, Junaidi juga menegaskan jika dibukanya kunjungan wisman untuk Kepri, karena Kepri dinilai sudah layak untuk ini. Didukung dengan data dan fakta di lapangan, seperti capaian vaksinasi yang sudah mencapai 87 persen, menurunnya BOR, kasus terkonfirmasi positif harian dan sebagainya.
"Kalau belum layak tentu Pemerintah pusat tidak mengizinkan 19 negara ini masuk ke Kepri. Capaian vaksinasi 87 persen itu sudah cukup tinggi, sisanya yang belum vaksin karena memang ada yang tidak bisa divaksin karena sakit dan sebagainya," pungkasnya.