Pemuda di Karimun Diajak Perkuat Peran Tolak Bahaya Paham Radikal

Konten Media Partner
26 Februari 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatihan dari masuknya bahaya paham Radikalisme di hotel Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan dari masuknya bahaya paham Radikalisme di hotel Karimun. Foto: Khairul S/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Puluhan Pemuda di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri yang masih berstatus pelajar mengikuti Pelatihan dari masuknya bahaya paham Radikalisme di hotel Karimun 21, Costal Area Karimun.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dengan tema 'Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Pelatihan Pencegahan Masuknya Faham Radikalisme Di Kalangan Generasi Muda' ini dihadiri narasumber dari berbagai instansi yang ada.
Masing-masing narasumber terdiri dari Pasiter Kodim 0317/TBK, Lettu Kav Tatang Rohimat; Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karimun, Usman; dan Kepala Kemenag Kabupaten Karimun, H. Zamzuri.
Radikalisme merupakan ancaman nyata bagi bangsa Indonesia, paham ini tidak sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika yang sangat mengutamakan kebersamaan di dalam perbedaan.
"Ini muncul akibat adanya perbedaan yang tidak dapat di terima dari pihak satu ke pihak lain, sehingga terjadilah penggunaan kekerasan ataupun pembalasan akibat merasa tertindas,"ujar Pasiter Kodim 0317/TBK, Lettu Kav Tatang Rohimat, Rabu (25/2).
Menurutnya, terdapat lima hal yang mempengaruhi munculnya paham radikal diantaranya, faktor ekonomi, faktor Politik, faktor sosial, faktor Psikologi dan faktor Pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Faktor ini memunculkan ciri-ciri terbentuk dari respon terhadap kondisi yang sedang berlangsung, tidak pernah berhenti dalam upaya penolakannya, keyakinan sangat kuat terhadap program yang akan mereka jalankan, lalu menggunakan kekerasan dalam mewujudkan keinginannya, dan menganggap semua yang bertentangan dengannya bersalah,"paparnya.
Dia mengatakan, hal tersebut dapat dilakukan upaya pencegahan melalui peran pemuda seperti meningkatkan pemahaman agama, membentuk komunitas damai, aktif mengawasi, dan melakukan sosialisasi bahaya radikalisme.
"Bisa juga dengan cara menyebarkan Virus damai di dunia Maya, pemuda sebagai pengguna internet terbanyak menggunakan internet untuk menangkal penyebaran radikalisme dengan mengunggah konten damai seperti tulisan, komik, dan berita positif lainnya,"tutupnya.
Pemateri sedang menyampaikan materi. Foto: Khairul S/kepripedia.com