Pemuda di Kepri Ini Pasang Label 'Skip Ad' di Baliho Politikus

Konten Media Partner
29 September 2021 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Allan Soebakir saat memasang label 'Skip Ad' di salah satu baliho milik pemerintah. Foto: dok Allan Soebakir.
zoom-in-whitePerbesar
Allan Soebakir saat memasang label 'Skip Ad' di salah satu baliho milik pemerintah. Foto: dok Allan Soebakir.
ADVERTISEMENT
Layaknya saat menonton di platform Youtube, sekolempok pemuda di Tanjungpinang, Kepulauan Riau ini memasang label Skip Ad atau lewati iklan di sejumlah baliho-baliho politikus dan tokoh-tokoh pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Aksi kritis atas banyaknya baliho yang bertebaran ini diaksikan oleh Allan Soebakir bersama rekannya Fanny Syafitri. Mereka menamakannya 'Skip Ad Project' yang sudah dilakukannya mulai Agustus 2021 lalu hingga saat ini.
"Fitur skip ad itu di Youtube berguna banget jika kita merasa terganggu dengan iklan, nah di dunia nyata fitur itu gak ada, yang terjadi polusi visual dan informasi terlalu banyak yg liar dan masuk ke fikiran kita, padahal itu ruang publik," ujar Allan Soebakir kepada kepripedia, Rabu (29/9).
Menurut Allan, masyarakat secara pribadi punya hak melewatkan iklan tersebut jika tidak suka dengan iklan yang mengganggu pandangan.
Ia bersama rekannya yang mengaku secara spontan melakukan aksi uniknya itu, menilai jika saja di dunia nyata ada tombol 'skip ad' maka pasti tidak akan terjadi pariwara yang menjenuhkan mata.
ADVERTISEMENT
"Kalau movementnya (aksi) terinspirasi dari propaganda semacam obey," jelas Allan.
Mungkin saja, aksi yang dilakukan Allan dan rekannya ini mengganggu para pemilik gambar di baliho atau papan reklame tersebut. Namun, ia mengaku tak pernah takut dimarahi atau dimusuhi. Karena menurutnya, aksi tersebut memiliki alasan yang jelas.
"Gak takut, karena kita gak ngerusak dan punya alasan kuat," ujarnya.
Untuk target, ia menyebut hanya memasang di baliho yang bersifat tidak informatif dan sama sekali tidak memperhatikan estetika desain. Terlebih, saat aksinya itu dilakukan tengah berseraknya banner para politikus.
Aksinya ini pun mendapat respon positif dari teman-teman dan orang-orang yang merasakan hal yang sama. Sudah ribuan kali tayang dalam unggahan instagram akun pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
"Mungkin bisa jadi gerakan di beberapa kota kaya Jakarta dan Bandung atau lainnya."
"Awal gerakan di Tanjungpinang, tapi mulai meluas nih. Nanti mungkin dokumentasinya akan kita upload," ujarnya.