Pengamat Nilai Parpol di Kepri Krisis Kader, Andalkan Figur Lawas

Konten Media Partner
14 Februari 2020 10:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik Provinsi Kepri, Zamzami A Karim. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik Provinsi Kepri, Zamzami A Karim. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pengamat Politik Provinsi Kepri, Zamzami A Karim menilai mayoritas partai politik di daerah tersebut krisis kader untuk diusung pada Pilkada Kepri 2020, sehingga parpol tetap mengandalkan nama-nama lama yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat.
ADVERTISEMENT
Zamzami mencontohkan, PDI Perjuangan yang sampai saat ini masih memprioritaskan sosok Soerya Respationo selalu Ketua DPD PDI Perjuangan Kepri, sekaligus mantan Wakil Gubernur Kepri periode 2010-2015.
Begitu pula Partai Golkar yang bertumpu kepada Ansar Ahmad sebagai Ketua DPD Golkar Kepri yang kini menjabat anggota DPR RI periode 2019-2024.
"Baik PDI Perjuangan maupun Golkar sama-sama belum berani membuka peluang terhadap kader-kader lainnya," kata Zamzami, Kamis (13/2/2020).
Sementara untuk Partai Gerindra, lanjut Zamzami, tidak punya kader kuat. Kemudian Partai NasDem juga kehabisan kader.
"Muhammad Rudi (Nasdem), saya rasa masih bertarung di Pilwako Batam 2020. Lalu, Apri Sujadi (Demokrat) sepertinya juga bertahan untuk Pilbup Bintan 2020," ujarnya.
Dosen Stisipol Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang itu pun meluapkan kekecawaannya, karena sejak awal partai politik di Kepri tidak menyiapkan kader-kader baru dan tidak berani mengusung kadernya.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya banyak yang jualan partai untuk orang. Ini disebut politik kartel," tuturnya.
Disinggung mengenai nama-nama yang akan maju pada Pilkada Kepri 2020. Zamzami menyebut, sampai sejauh paling tidak sudah ada empat nama yang sudah menunjukkan keseriusannya.
"Soerya Respationo, Isdianto, Ismeth Abdullah dan Huzrin Hood. Itu tadi masih dengan nama-nama lama," imbuhnya.
Dia mengatakan, untuk Ismeth dan Huzrin, keduanya mengandalkan romantisme. Ismeth muncul karena orang merindukan tentang masa lalunya. Pada kejayaannya sebagai sosok manajerial yang pernah membangun Kepri pada masa-masa awal terbentuk.
Sedangkan Huzrin yang dikenal tokoh perjuangan Kepri, juga merupakan "solidarity maker" yakni, seorang yang membangun solidaritas antar kelompok dan membangun semangat kebersamaan.
"Dua sosok ini bisa diperhitungkan karena orang merindukan masa lalu. Memang saat ini belum terlalu gembar-gembor soal calon yang serius, namun saya rasa di akhir Februari ini mulai ramainya," sebut Zamzami.
ADVERTISEMENT