news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perusahaan Asal Singapura Bakal Bangun PLTS Skala Besar di Karimun

Konten Media Partner
30 Mei 2022 15:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Karimun, Aunur Rafiq (tengah), melakukan penandatanganan MoU bersama pihak perusahaan konsorsium asal Singapura. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Karimun, Aunur Rafiq (tengah), melakukan penandatanganan MoU bersama pihak perusahaan konsorsium asal Singapura. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal Singapura akan membangun sebuah jaringan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 2 gigawatt. Lokasi PLTS tersebut berada di pulau Tjombol dan pulau Sugie, Kecamatan Sugi Besar, Kabupaten Karimun.
ADVERTISEMENT
Pembangunan PLTS berskala besar itu nantinya akan dilakukan oleh PT Gurin Energy bersama dengan perwakilannya di Indonesia, yakni PT Panah Perak Megasarana.
Tahapan saat ini telah melalui proses MoU antara kedua perusahaan tersebut bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun.
"PLTS ini skalanya besar. Adapun lokasi pembangunannya berada di di pulau Tjombol dan Sugi," ujar Bupati Karimun, Aunur Rafiq, usai menandatangani Mou dengan kedua perusahaan itu, Senin (30/5).
Menurutnya, pembangunan PLTS tersebut akan memberikan manfaat yang berkelanjutan terhadap masyarakat. Selain meluasnya jaringan pemenuhan listrik, juga akan menyerap tenaga lokal dalam proses pembangunannya.
"Tentu ada lapangan pekerjaan baru di sana. Selain bisa menyalurkan listrik kepada masyarakat," kata Rafiq.
Ia juga bahkan telah meminta kepada pihak perusahaan agar memprioritaskan 70 persen anak tempatan ketika dimulainya proses pembangunan pembangkit listrik bertenaga surya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Prioritas 70 persen anak lokal ini sudah kami mintakan kepada pihak perusahaan, bahkan mereka menyanggupi 80 persen," terangnya.
Dirut PT Panah Perak Megasarana, Agussalim Igarashi, menuturkan pembangunan PLTS tersebut ditargetkan akan selesai hingga 5 tahun mendatang.
"Ditargetkan sekitar 5 tahun, karena konstruksinya juga ada kabel bawah laut dan darat yang memakan waktu 3 sampai 4 tahun. Kemudian, kesiapan lahannya 1 sampai 2 tahun," jelasnya.
Kemudian, daya listrik yang dihasilkan nantinya akan diekspor ke Singapura dan juga untuk kebutuhan lokal.
"Sebagian besar kita ekspor, tetapi yang diutamakan tentu kebutuhan lokal dulu," tutupnya.