Puluhan Tahun Terisolir, Warga Pulau Ini Terharu Dapat Poskesdes

Konten Media Partner
16 Februari 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat pulau Tanjung Lipat berfoto bersama legislator termuda di Kepulauan Riau (Foto: Kepripedia)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat pulau Tanjung Lipat berfoto bersama legislator termuda di Kepulauan Riau (Foto: Kepripedia)
ADVERTISEMENT
Kepripedia.com, Lingga - Setelah puluhan tahun terisolir dari fasilitas kesehatan dan jalan, pemerintah setempat akhirnya akan membangun satu buah Pos kesehatan desa (Poskesdes) di salah satu pulau di Kabupaten Lingga tepatnya di pulau Tanjung Paku yang terletak di Selatan Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
Fasilitas kesehatan di desa-desa terpencil di wilayah kepulauan ini, memang selalu menjadi permasalahan yang komplit yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, namun karena minimnya infrastruktur di pulau-pulau terpencil membuat pelayanan kesehatan belum terkelola maksimal bagi beberapa pemerintah daerah.
"Jangankan dokter, untuk berobat kami harus menempuh jarak satu sampai dua jam, dengan menempuh medan yang tidak mudah," sebut Sofian, salah satu perangkat RW di Tanjungpaku, Desa Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga.
Perjalanan menjemput aspirasi dari salah satu anggota DPRD Kabupaten Lingga Neko Wesha Pawelloy, tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat karena apa yang diharapkan oleh masyarakat dapat direalisasikan oleh anggota legislator muda tersebut yang kebetulan, satu partai dengan pimpinan daerah di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Lokasi yang akan dibangun Poskesdes Pulau Tanjung Paku (Foto: kepripedia)
Menurut Neko fasilitas kesehatan di wilayah-wilayah terpencil sangat penting di berikan oleh pemerintah, karena fasilitas kesehatan ini menyangkut kebutuhan hidup masyarakat yang sangat utama demi kelangsungan hidup masyarakat yang memiliki hak untuk hidup sehat sesuai cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia.
"Percuma kita memiliki program berobat gratis, tapi untuk dapat fasilitas kesehatannya kita membutuhkan biaya yang besar," sebutnya.
Dua layanan fasilitas kesehatan di desa-desa atau dipulau-pulau terpencil ini disiapkan pemerintah berupa pondok bersalin desa (Polindes) dan Pos kesehatan desa (Poskesdes) dengan menyiapkan satu petugas kesehatan disetiap pos-pos yang telah disediakan tersebut. Meskipun pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan berupa Polindes atau Poskesdes tersebut, namun bukan berarti masyarakat dapat terjamin kesehatannya.
Masyarakat pulau Tanjung Paku (Foto: kepripedia)
ADVERTISEMENT
Dukungan infrastruktur lainnya seperti jalan dan jembatan, juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah. Karena untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit-penyakit berat, yang membutuhkan rawat inap tentu saja tidak dapat dilayani melalui Polindes ataupun Poskesdes karena petugas kesehatan yang disiapkan di dua pos tersebut hanya sekelas bidan, atau perawat biasa.
"Dengan adanya pos-pos kesehatan tersebut, bukan berarti persoalan kesehatan selesai tapi banyak lagi layanan lain, yang harus diperhatikan misalnya jalan atau jembatan sebagai kemudahan akses jika ada yang mengalami sakit berat," sebutnya.
Selama ini alasan pemerintah tidak membangun fasilitas kesehatan di pulau-pulau, karena jumlah penduduknya masih sedikit hanya belasan atau puluhan kepala keluarga. Alasan tersebut saat ini tidak bisa digunakan lagi jika diwilayah pulau-pulau, karna jumlah satu kepala keluarga tersebut belum tentu tiga atau empat orang, bisa saja lima sampai enam orang.
ADVERTISEMENT
Karena masyarakat di pulau-pulau sangat jauh dari program keluarga berencana, di Tanjung lipat sendiri meskipun jumlah kepala keluarganya hanya belasan KK, namun jumlah penduduknya jika dihitung bisa mencapai seratus orang.
----
Penulis : Wak JK