Respon Kasus Polio di Malaysia, KKP Karimun Deteksi di Pelabuhan

Konten Media Partner
23 Desember 2019 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Karantina Kesehatan (KKP) kelas II Tanjungbalai Karimun Bachtian Agus Wijayanto (Tengah) saat diwawancarai awak media. Foto : Khairul S/Kepripedia.
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Karantina Kesehatan (KKP) kelas II Tanjungbalai Karimun Bachtian Agus Wijayanto (Tengah) saat diwawancarai awak media. Foto : Khairul S/Kepripedia.
ADVERTISEMENT
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungbalai Karimun melakukan pencegahan dini terhadap penyebaran kasus Polio di Wilayah Kabupaten Karimun.
ADVERTISEMENT
Pencegahan itu dilakukan pasca konfirmasi terjadinya satu kasus penderita Polio Vaccine Derrived Polio Virus (cVDPV) tipe 1 di negara tetangga Malaysia pada 6 Desember 2019 lalu, dan 7 kasus serupa di Filipina pada akhir November 2019.
"Sesuai Konfirmasi terjadi kasus Polio di Malaysia, maka melalui Edaran Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes kita harus melakukan kewaspadaan dan respon terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) ini,"ujar Kepala KKP kelas II Tanjungbalai Karimun, Bachtian Agus Wijayanto, usai menggelar rapat koordinasi di kantornya, Senin (23/12).
Dia mengatakan, pencegahan terhadap penyebaran kasus Polio sejak 20 Desember sudah dilakukan di sektor Pelabuhan di Karimun. Dikatakannya, bagi para penumpang yang baru tiba dari Malaysia akan di deteksi terhadap virus Polio.
ADVERTISEMENT
"Pada prinsipnya kita akan lakukan vaksinasi juga bagi masyarakat yang ingin bepergian ke Malaysia. Termasuk yang baru tiba ke Karimun itu kita deteksi,"jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Rachmadi menuturkan, target secara nasional peningkatan cakupan imunisasi Polio di Karimun tercapai.
"Baik itu Polio 1 dengan oral atau tetasan, dan Polio 2, 3, dan 4 dengan suntik itu cakupannya setiap tahun tercukupi. Bahkan hingga November tahun ini," katanya.
Dia menjelaskan, survei terhadap kasus Polio juga dilakukan uji laboratorium setiap tahunnya sebagai bentuk deteksi penderita Polio yang ada di Kabupaten Karimun.
"Uji lab kita lakukan untuk mengetahui apakah seseorang itu ada dengan gejala seperti Polio kita periksa di Laboratorium di Jakarta. Setiap tahun minimal ada satu, dan tahun ini ada tiga orang yang kita periksakan, setelah uji lab semua dinyatakan negatif," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Secara umum, kejadian kasus Polio hanya akan dialami 2 persen pada usia dewasa. Kemudian untuk 98 persen itu sering terjadi pada usia 15 tahun ke bawah.
"Maka tentu Efektitifitas vaksin dan rantai vaksin harus tetap terjaga. Jika rantai tidak sesuai dengan standar makan itu tidak akan berjalan dengan lancar," katanya.
Penyebaran virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan tinja penderita Polio, sehingga vaksinasi sangat diperlukan untuk mencegah terjangkit virus tersebut. Gejala yang akan dialami jika sudah terkontaminasi adalah lumpuh, dan umunya diawali gejala demam.
"Jika kita jumpai kasus seperti ini, namun umunya usia dibawah 15 tahun sampai bayi itu kita lakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.
Rapat Koordinasi Kewaspadaan dan Respon terhadap KLB Polio di Kantor KKP kelas II Tanjungbalai Karimun. Foto : Khairul S/Kepripedia.