Tolak Nelayan Pantura, Nelayan Natuna: Mereka Pakai Alat Cantrang

Konten Media Partner
12 Januari 2020 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan natuna saat menyampaikan pernyataan sikap. Foto: Hasrullah/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan natuna saat menyampaikan pernyataan sikap. Foto: Hasrullah/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Sejumlah nelayan Kabupaten Natuna yang tergabung dalam Aliansi Nelayan Natuna menyatakan sikap menolak kedatangan nelayan Pantura ke Perairan Natuna Utara.
ADVERTISEMENT
Pernyataan sikap ini menyusul kebijakan yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD beberapa waktu yang akan mengirimkan ratusan nelayan Pantura ke laut Natuna.
Salah satu nelayan Natuna, Hendri menyebutkan, penolakan tersebut melalui beberapa pertimbangan, diantaranya dikarenakan nelayan Pantura disebut menggunakan alat tangkap cantrang.
"Alat tangkap cantrang merupakan alat tangkap yang mengancam kelestarian sumberdaya ikan dan biota laut," kata Hendri kepada kepripedia, Minggu (12/1).
Hendri menambahkan, kondisi ini nantinya tentu akan berimplikasi pada keberlanjutan mata pencaharian nelayan.
Dilansir oleh penjelasan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Cantrang merupakan alat penangkapan ikan yang bersifat aktif dengan pengoperasian menyentuh dasar perairan. Cantrang dioperasikan dengan menebar tali selambar secara melingkar, dilanjutkan dengan menurunkan jaring cantrang.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa penelitian resmi beberapa universitas di Indonesia, dengan alat tangkap ini hanya 45-51% hasil tangkapan adalah ikan target, sedangkan sisanya non target.
Selain itu, Hendri menyebutkan jika nelayan Pantura juga menggunakan kapal yang besar dan peralatan yang lebih modern. Hal ini tentu akan jauh berbeda dengan nelayan Natuna yang hanya menggunakan cara tradisional berupa pancing ulur.
Permintaan nelayan Natuna. Foto: Istimewa
Hal senada juga disampaikan nelayan Natuna lainnya, Mursalim. Menurutnya, penolakan tersebut merupakan permintaan bersama nelayan di Natuna.
Setelah adanya kabar jika Menkopolhukam akan memobilisasi nelayan Pantura ke Natuna, nelayan berkumpul mencari informasi dan kemudian berembuk untuk menentukan sikap.
"Kita berharap, ada duduk bersama antara pemerintah dan nelayan Natuna untuk menemukan solusi," ucapnya saat dihubungi kepripedia.
ADVERTISEMENT
Selain menolak nelayan Pantura, aliansi nelayan Natuna juga dalam poin pernyataan sikapnya menyebutkan, meminta pemerintah meningkatkan pengamanan dan pengawasan di laut Natuna Utara.
Mursalim menuturkan, jika laut Natuna Utara pada musim musim tertentu memiliki cuaca yang ekstrem. Pada momen itu, nelayan berharap pemerintah dapat meningkatkan pengamanan dan pengawasan.
"Musim angin Utara, laut kita itu ekstrem, ditambah kemarin ada transisi di pemerintahan, kita harap pada musim ini ada peningkatan keamanan," tambahnya.
Pernyataan sikap yang terakhir, nelayan Natuna juga meminta pemerintah mempercepat pemberdayaan nelayan di Natuna. Hal ini berbanding terbalik dengan rencana pemerintah saat ini, yang akan mendatangkan nelayan Pantura.
Aliansi nelayan Natuna berharap pemerintah memperhatikan nelayan setempat melalui pemberdayaan agar memiliki daya saing.
ADVERTISEMENT
"Nelayan Natuna juga bisa meramaikan ZEE jika didukung dengan fasilitas yang memadai," tutupnya.