Ziarah ke Makam Sejarah, Pjs Gubernur Kepri: Potensi Ini Bisa Jadi Wisata Religi

Konten Media Partner
16 Oktober 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pjs Gubernur Kepri melakukan ziarah kubur makam sejarah di Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
zoom-in-whitePerbesar
Pjs Gubernur Kepri melakukan ziarah kubur makam sejarah di Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
ADVERTISEMENT
Penjabat sementara (Pjs) Gubernur Kepulauan Riau Bahtiar berziarah ke Makam Daeng Celak dan Daeng Marewa di Sei Carang, Senggarang, Tanjungpinang, Jum'at (16/10) pagi.
ADVERTISEMENT
Didampingi oleh sang istri, Sofha Marwah Bahtiar, Pjs Gubernur langsung disambut oleh Walikota Tanjungpinang Hj. Rahma beserta Kepala OPD Provinsi dan Tanjungpinang yang terkait.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah makam Daeng Marewah Kelana Jaya Putera Yang Dipertuan Muda Riau I, dilanjutkan ke makam Daeng Celak  Yang Dipertuan Muda Riau II yang tidak jauh dari lokasi pertama. Di tempat ini Bahtiar memanjatkan doa dan melakukan tabur bunga.
Dalam kesempatan tersebut, Bahtiar, menyampaikan kegiatan ini dilakukannya sebagai bentuk sikap sopan santun, hormat dan rasa terimakasih atas jasa-jasa para raja terdahulu yang telah mempertaruhkan nyawanya melawan para penjajah hingga hingga dapat mempertahankan wilayah melayu yang bisa di nikmati hingga sekarang.
“Sebagai penjabat sementara yang diberikan amanah memimpin daerah ini, sudah sepatutnya saya harus memiliki tata karma dan menghormati leluhur pemegang wilayah ini. Oleh karena itu hari ini kita ziarah ke makam leluhur sebuah wujud bentuk penghormatan,” jelasnya.
Pjs Gubernur Kepri doa bersama saat melaksanakan ziarah kubur di makam sejarah. Foto: Ismail/kepripedia.com
Selain itu, ia juga mengaku sengaja mengajak serta Walikota Tanjungpinang serta OPD terkait untuk melihat secara langsung kondisi makam para raja yang seharusnya bisa dikelola dengan lebih baik lagi. Tujuannya, agar bisa menjadi tujuan wisata religi bukan hanya tingkat nasional namun juga internasional.
ADVERTISEMENT
“Para Raja ini sebenarnya bukan hanya tokoh nasional namun mereka sebenarnya merupakan tokoh Internasional karena kerjaaan Melayu dahulunya mengusai hingga 3 negara saat ini yang kita ketahui yaitu dari Indonesia, Malaysia, Singapura bahkan hingga ke Brunei Darussalamm. Potensi sejarah ini yang harus kita maksimalkan dan jelaskan pada turis-turis dari daerah tersebut bahwa sebenarnya leluhurnya sebenarnya berasal dari sini,” ujar Bahtiar.
Untuk merubah Kepri menjadi wisata religi kelas Internasional, Bahtiar menyampaikan bahwa banyak yang harus dilakukan, baik oleh Pemerintah provinsi Kepulauan Riau maupun Pemerintah Kota tanjungpinang mupun dengan Kabupaten/Kota lain yang masih memiliki jejak peninggalan kerajaan terdahulu seperti yang terdapat juga di Daik, Lingga.
“Banyak yang harus kita perbaiki baik disini, di Penyengat maupun di Daik, Lingga. Kita harus perbaiki akses jalan agar lebih baik, makam juga harus dipugar kembali, kalau bisa disekitar makam dibuat pelataran dan pendopo yang luas agar para penziarah yang datang bisa nyaman. Lebih baik lagi sediakan tempat sholat bahkan wisman untuk tempat menginap sementara mereka. Intinya buat para penziarah nyaman,” jelasnya.
Pjs Gubernur Kepri melakukan ziarah kubur makam sejarah di Tanjungpinang. Foto: Ismail/kepripedia.com
Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum ini juga menyebutkan untuk melihat makam-makam di jawa, baik makam para wali maupun makam para raja disana dibuat senyaman mungkin sehingga penziarah bisa betah bukan hanya 1 hari bahkan 1 minggu lamanya dirinya berziarah. Ada baiknya kita studi banding kesana nantinya untuk mempelajari cara pengelolannya.
ADVERTISEMENT
Jika hal tersebut bisa diwujudkan maka banyak sekali manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat Kepulauan Riau, salah satunya adalah perbaikan perekonomian karena akan banyak wisatawan yang akan berkunjung bukan hanya dalam negeri namun juga luar negeri.
“Wisata religi ini jika terwujud maka kan banyak multiplier effectnya. Masyarakat bisa berjualan disekitaran makam, produk-produk UKM lokal juga bisa dipasarkan, tempat penginapan juga semakin terisi tingkat huniannya. Oleh karena itu saya minta agar wilayah ini dapat dikelola olah Badan Khusus yang mengurusi warisan budaya shingga potensinya lebih dapat dimaksimalkan kembali,” harapnya.