Gastronomy: History, Culture & Pleasure

Keuken Bandung
A one-day food festival that utilizing the idea of gastronomy with the wisdom of street-inspired culture.
Konten dari Pengguna
4 Juni 2018 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Keuken Bandung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keuken, merupakan acara festival makanan di Kota Bandung yang dikenal untuk menghidupkan kembali ruang-ruang publik melalui pendekatan santap kuliner. Berlangsung sejak tahun 2011 dengan tema berbeda setiap tahunnya, Pada Keuken no.9 tahun ini membawa tema besar Delightful Discoveries melalui pendekatan gastronomi yang dikenalkan melalui acara bulanan berbentuk diskusi dengan nama Gastronomy Talk (GT) serta santap bersama di ruang terbuka dengan nama Surprise Stove (SS)
ADVERTISEMENT
Pertama kali dilaksanakan pada pada 21 Oktober 2017, Gastronomy Talk #1 hadir dengan tema “Gastronomy: History, Culture, & Pleasure” sebagai wadah diskusi seputar makanan serta sisi-sisi lainnya yang jarang dibahas khalayak ramai. Acara ini digagas oleh House The House dan bekerjasama dengan Ikat Padi yang mengundang beberapa pembicara yang kompeten, yaitu Fadly Rahman (Sejarawan Makanan), Ayu Nurwitasari (Akademisi), Jovian Agustinus (Petani), serta dimoderatori oleh Hardian Eko Nurseto (Antropolog Kuliner).
Keberagaman budaya Indonesia, salah satunya tercermin dari jenis kuliner yang bervariasi di tiap daerah – GT #1 hadir untuk membahas tentang penghadiran makanan dalam keseharian suatu masyarakat; bagaimana makanan tercipta dan menjadi suatu latar budaya serta peluang dan permasalahan petani dalam menghadapi dunia modern yang ditransformasikan dalam sebuah bentuk diskusi santai. Acara dilaksanakan di Kolekt, sebagai sebuah ruang ekspresi lintas disiplin dan dihadiri oleh mahasiswa hingga ibu rumah tangga. Tidak kurang dari empat puluh orang hadir dalam diskusi ini, berbincang dan berbagi dengan pembicara dan moderator.
ADVERTISEMENT
Diawali oleh Ayu Nurwitasari yang menjelaskan apa itu komunitas Ikat Padi dengan tujuan “Mewujudkan Kuliner Indonesia Sebagai Kekayaan Bangsa”. Kemudian dilanjutkan oleh Fadly Rahman yang membahas sejarah gastronomi, mulai dari pertengahan abad ke 18 hingga saat ini. Jovian Agustinus dan Ayu Nurwita sari pun memperkaya diskusi dengan membawa konsep gastronomi pada konteks kekinian, bagaimana gastronomi berkembang, dan bagaimana peluang sekaligus permasalah yang petani sekarang ini. GT #1 pun diakhiri dengan sesi diskusi antara pemateri dan peserta, berbagai pertanyaan muncul, salah satunya adalah pertanyaan apa esensi dari makanan menurut para pemantik diskusi? Pertanyaan ini menarik, karena jawabannya bisa objektif atau sangat subjektif di sisi yang lain. jawaban para pemateri “makanan adalah energi (jovian); makanan adalah semesta (Ayu); dan makanan adalah Jiwa (Fadly)”.
ADVERTISEMENT
Makanan dan Budaya
Makanan sejatinya memiliki kaitan dengan banyak hal, terutama dalam sejarah, budaya dan bagian dari kesenangan (perasaan). Fadly Rahman menjelaskan sejarah pekembangan gastronomi pada abad ke 18, serta bagaimana makanan Indonesia yang indentik dengan rempah-rempah menjadi awal dalam perjalanan panjang kuliner di Indonesia. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dan perkembangan yang pesat dalam bidang makanan yang meliputi penyediaan bahan, teknik memasak, serta pengawetan makanan sehingga dapat dikatakan terjadinya revolusi makanan. Melalui acara ini, GT #1 peserta belajar bahwa makanan tidak hanya “Good to Eat” tetapi juga “Good to Think”. Makanan memiliki kaitan dengan banyak hal, seorang ilmuwan perancis Jean Anthelme Brillat-Savarin mengatakan “Tell me what you eat, and I will tell you what you are”, hal ini sesuai dengan dengan materi yang dibawa dalam diskusi, bagaimana makanan berubah menjadi sebuah budaya dan merupakan cerminan seorang individu; serta bagaimana pola pikir manusia dipengaruhi oleh makanan.
ADVERTISEMENT