Ibu Kota Baru: Milik Asing dan Aseng atau Milik Negara dan Rakyat Indonesia?

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
Konten dari Pengguna
1 Maret 2020 5:43 WIB
comment
54
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sayembara Desain Ibu Kota Baru. Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Sayembara Desain Ibu Kota Baru. Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi ingin memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke satu daerah di Kalimantan. Ini jelas merupakan sebuah rencana besar yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi yang kita sayangkan mengapa masalah yang sebesar ini kok tidak terbuka dan dibuka secara transparan agar rakyat tahu karena yang akan dipindahkan ini adalah ibu kota negara. Untuk itu semestinya rakyat tahu secara baik alasan-alasan mengapa dipindahkan, ke mana dipindahkan, tanah yang akan dibangun untuk ibu kota baru tersebut punya siapa? Apakah aman dari bencana alam seperti gempa bumi dan banjir? Lalu dari mana duitnya? Kata pemerintah , pemerintah tidak punya duit lalu duitnya dari mana?
ADVERTISEMENT
Ini harus dijelaskan secara terbuka karena ini menyangkut masalah publik dan atau masalah dari seluruh rakyat indonesia. Katanya 30 investor baik dari dalam maupun luar negeri siap untuk mendanai ibu kota baru tersebut.
Bagaimana kesepakatannya dengan mereka? Sebagai rakyat awam muncul pertanyaan apakah yang akan dipindahkan ini ibu kota negara atau pusat bisnis? Dan apakah dengan kepindahan ibu kota ini rakyat banyak akan diuntungkan atau tidak?
Karena selama ini yang kita ketahui bila investor sudah mau berinvestasi maka itu berarti tingkat keuntungan yang akan mereka peroleh sudah jelas dan yang kita takutkan dan khawatirkan dari masalah ini apakah nanti dengan kehadiran ibu kota baru ini rakyat banyak diuntungkan atau siapa?
ADVERTISEMENT
Karena selama ini yang kita tahu bila investor sudah mau berinvestasi maka tentu keuntungannya sudah terang benderang dan akan lebih banyak jatuh ke tangan mereka dari pada kepada rakyat sehingga yang terlintas di benak kita apakah ibu kota negara yang baru tersebut masih mencerminkan ibu kota dari negara republik indonesia yang merupakan milik dari seluruh rakyat indonesia atau itu adalah ibu kota negara yang dikuasai oleh asing dan aseng? Kalau yang terakhir ini yang terjadi tentu hal tersebut akan sangat-sangat kita sesalkan.
Terima kasih.
Anwar Abbas sekjen MUI.