Nasib Petani, Bapanas, dan Perlunya Koordinasi yang Baik Antarpihak Terkait

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
Konten dari Pengguna
1 September 2021 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petani menunjukkan bawang merah hasil panennya di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021) Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petani menunjukkan bawang merah hasil panennya di lahan demplot Warungasem, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021) Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Masalah meningkatnya angka pengangguran karena dampak dari pandemi COVID-19 tentu sangat merisaukan dan menjadi keprihatinan kita bersama karena kalau hal ini tidak bisa diatasi maka tentu akan menimbulkan dampak-dampak dan masalah-masalah yang tidak diinginkan. Sebenarnya karena didorong oleh keinginan untuk bisa bertahan hidup dan agar bisa tetap dapat menafkahi keluarga banyak dari mereka yang beralih profesi dan terjun ke dunia pertanian.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu sangat menggembirakan tapi di ujung kegembiraan tersebut sering terjadi kesedihan yang kita dapatkan karena begitu mereka panen harga dari hasil produksi mereka jatuh, sehingga jangankan mereka akan mendapatkan untung malah menjadi buntung. Untuk itu kehadiran BPS (Biro Pusat Statistik) dan badan pangan nasional (BAPANAS) menjadi sangat penting agar nasib para petani dapat terlindungi dan usaha mereka tidak sia-sia.
BPS hendaknya bisa memberikan informasi yang berharga kepada para petani dan para pengambil kebijakan serta para penyuluh pertanian agar para petani bisa mendapatkan informasi tentang besaran pasar dan prediksi tentang tingkat produksi yang ada, sehingga mereka bisa memperhitungkan akan menanam apa karena kalau data atau informasi seperti ini tidak mereka miliki lalu mereka main tanam saja maka tidak mustahil kekecewaanlah yang akan mereka dapatkan, karena arga dari hasil pertanian mereka jatuh dan jauh di bawah biaya produksi.
ADVERTISEMENT
Keadaan tentu akan semakin lebih mengenaskan lagi kalau untuk membuka usaha tersebut mereka meminjam dana untuk modal ke bank dan atau ke koperasi dan lembaga keuangan lainnya dengan jaminan aset yang mereka miliki. Sehingga akibatnya sudahlah usaha mereka rugi, aset mereka juga disita oleh lembaga keuangan sehingga beban pikiran mereka semakin bertambah berat dan ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Untuk itu kementerian pertanian diharapkan untuk tidak hanya mendorong masyarakat untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya, tapi mereka juga harus berkoordinasi dan bersinergi dengan kementerian perdagangan karena jangan sampai karena pertimbangan dan kepentingan para importir mereka mengimpor hasil-hasilpertanian yang bisa disuplai oleh para petani kita sehingga akhirnya karena over supply harga jatuh dan para petani kita rugi.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, koordinasi dan sinergitas di antara BPS sebagai penyuplai data dan informasi dan kementerian pertanian yang mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas serta kementerian perdagangan dengan bulog dan BAPANAS untuk mengendalikan supply and demand serta harga dalam negeri yang menguntungkan petani dan rakyat jelas sangat penting dan diperlukan karena dengan kerja sama yang baik di antara instansi pemerintah dan Badan Pangan Nasional tersebut diharapkan kita akan bisa membuat dunia pertanian dan perdagangan kita akan tumbuh dengan sehat, di mana kita harapkan kebutuhan pangan nasional dapat dipenuhi dan diisi dengan produksi lokal dengan harga yang layak sehingga kita harapkan para petani kita bisa hidup sejahtera dan bahagia, sehingga diharapkan mereka akan terdorong untuk terus berproduksi dan melakukan inovasi-inovasi, sehingga dunia pertanian kita bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat tidak hanya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk kepentingan ekspor.
ADVERTISEMENT