Masjid Longgang di Negeri Taiwan Tanpa Azan yang Keras

KH M. Cholil Nafis
Dosen Tetap Program Doktor FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok
Konten dari Pengguna
12 November 2018 9:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH M. Cholil Nafis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan pagi hari dari Jakarta, saya baru mendarat sore hari di Taipei karena pesawat transit di Hong Kong. Perjalanan saya langsung ke Masjid Longgang untuk menginap, mengisi acara tabligh dan workshop.
ADVERTISEMENT
Terlintas dalam pikiran, saya akan masuk angin. Tapi ternyata, penginapannya setara hotel bintang tiga, sekaligus mewahnya ruang pertemuannya.
Masjid Lungkang atau juga bisa disebut Longgang (Chinese: 龍岡清真寺) adalah sebuah masjid di Distrik Zhongli, Taoyuan Taiwan. Masjid ini adalah masjid kelima yang dibangun di Taiwan, yang dipimpin oleh Abdullah bin Ya’qub.
Bangunan masjid ini dibangun di atas lahan seluas 1.289 meter persegi dan selesai pada tahun 1967. Awalnya, masjid tersebut sangat kecil, tetapi setelah bergabung dengan Asosiasi Muslim Tionghoa, mereka dapat mengumpulkan uang untuk membangun masjid yang lebih besar.
Pada tahap pembangunan pertama yang menelan biaya sebesar US$312.000, hanya ruang salat utama dan bagian ruang bawah tanah masjid yang dibangun. Bangunan masjid menempati lahan seluas 1.300 meter persegi dan tempat ibadah utama dapat menampung 150 jemaah.
ADVERTISEMENT
Pada tahap pembangunan kedua, dengan biaya US$400.000, menara masjid, sebuah dapur, asrama dan kamar mandi ditambahkan di bangunan utama.
Cholil Nafis berfoto dengan Imam Masjid Longgang, Taiwan (Foto: Dok. Pribadi)
Seusai salat subuh berjemaah, saya kaget. Sebab, ada seorang jemaah yang selesai salam langsung berdiri dengan nada suara yang keras. Ternyata, menurut teman yang menerjemahkan, jemaah itu marah karena ada beberapa jemaah yang sandalnya tidak diletakkan di loket tempat sandal. Menurutnya, sandal itu merusak pemandangan dan memungkinkan orang terpeleset.
Seusai mengisi kuliah subuh, saya santai ngopi pagi dengan imam Masjid Longgang, Abdullah bin Ya’qub, lulusan Universitas Al-Azhar. Saya bertanya, mengapa azan subuhnya tak terdengar?
Ia menjawab bahwa azan Subuh tak boleh menggunakan pengeras suara khawatir mengganggu masyarakat sekitar. Adapun, azan Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya dikeraskan dengan alat pengeras sekadarnya yang ada di sekitar masjid.
Cholil Nafis sedang mengisi kuliah subuh di Masjid Longgang (Foto: Dok. Pribadi)
Selain menyelenggarakan pengajian, Masjid Longgang juga menyelenggarakan pendidikan Islam. Umat Islam di sekitar Zhongli sering mengadakan acara halaqah dan seminar di asrama masjid.
ADVERTISEMENT
Termasuk pekerja migran Indonesia setiap minggu menyelenggarakan pertemuan rutin di Masjid Longgang. Meski di negara minoritas muslim, pengelolaan masjid ini cukup baik.
Diketahui per tahun 2018, Taiwan sudah memiliki delapan masjid, yang terkenal adalah Masjid Agung Taipei, masjid tertua dan terbesar di Taiwan. Meskipun jumlah penganut muslim sekitar 0,3 persen penduduk Taiwan dan perkembangan umat Islam sangat lambat, tetapi dilaporkan bahwa setiap tahun ada sekitar 100 orang Taiwan yang masuk Islam, terutama karena menikah dengan pria muslim.