Peringatan Isra Mikraj pada Penghitungan Suara di KJRI Jeddah

KH M. Cholil Nafis
Dosen Tetap Program Doktor FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok
Konten dari Pengguna
17 April 2019 11:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH M. Cholil Nafis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KH. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat. Foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
KH. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat. Foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Sore hari tanggal 16 April 2019, jelang penghitungan suara pemilu Konsulat Jendral Republik Indonesia Jeddah, Saudi Arabia, mengadakan peringatan Isra Mikraj dengan penceramah KH. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat.
ADVERTISEMENT
Pentingnya peringatan Isra Mikraj agar kita selalu ingat untuk meneladani Rasulullah SAW, dan menjalankan ibadah salat dengan khusyuk, sebagai kontrol hidup dan selalu menjalankan syariat Islam.
Peristiwa Isra itu di luar nalar manusia dan merupakan kejadian yang intangible. Sulit dan bahkan tidak mungkin diterima oleh akal, namun dapat diterima dengan iman. Kata asra dalam ayat menunjukkan bahwa Nabi SAW itu dijalankan oleh Allah SWT, bukan kekuatan manusia yang berjalan sendiri. Jadi bagi yang beriman, tak ada yang tak mungkin bagi Allah Yang Maha Kuasa jika berkehendak.
Pembangunan peradaban diawali dengan dengan peradaban spiritual. Kebersihan hati dan keikhlasan menjadi titik awal dalam langkah perjuangan. Karenanya, sebelum Nabi SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, diawali dengan pembersihan hati. Selain itu, sebelum mikraj ke Sidratul Muntaha, perjalanannya dimulai dari masjid, yaitu tempat bersujud kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kemajuan suatu bangsa harus berangkat dari spiritual. Kita tidak bisa membangunan sebuah negara tanpa membangun manusianya. Pembangunan teknologi dan Kemajuan intelektual juga harus paralel dengan pembangunan rohani manusia. Sebab, manusialah yang melakukan kemajuan dan peradaban. Sarana di bumi ini semuanya disediakan untuk manusia, sehingga tidak seharusnya manusia tunduk dan mengabdi demi materi.
Peringatan Isra Mikraj pada penghitungan suara pemilu di Konsulat Jendral Republik Indonesia Jeddah, Saudi Arabia. Foto: Dok. pribadi
Allah SWT memberi bekal kepada manusia dalam membangun bumi ini dengan sabar dan salat. Sabar artinya upaya tanpa henti, dengan berbagai cara dan kemampuan akal, guna mencapai tujuan. Manusia tak boleh putus asa untuk selalu berusaha. Upaya itu diibaratkan seperti burung yang setiap pagi selalu terbang mencari makan, dan sore hari pulang dengan keadaan kenyang. Menyebar di muka bumi demi mendapat rahmat-Nya.
ADVERTISEMENT
Salat itu sebagai kontrol diri untuk selalu di jalan yang benar dan baik, sekaligus senjata spiritual untuk mendapat pertolongan Yang Maha Kaya. Salat itu doa yang selalu dipanjatkan guna mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, bahwa apa yang diupayakan di muka bumi untuk memenuhi amanah-Nya sebagai khalifah di muka bumi.
Untaian hikmah dan internalisasi nilai-nilai Isra Mikraj menjadi penting di tengah arus informasi yang cenderung tak terkendali, agar kita selalu tetap pada rel yang benar dan melakukan tugas-tugas keseharian dengan dijiwai oleh spiritual demi memicu etos kerja dan bernilai keimanan.