Di Tengah Virus Varian Omicron, Rupiah Justru Menguat

Ella Nur Kharisma
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ekonomi Pembangunan
Konten dari Pengguna
2 Februari 2022 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ella Nur Kharisma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : milik pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber : milik pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Senin (31/1), uang tunai Indonesia menguat 0,05 persen dari sebelumnya, yaitu Rp. 14.374 untuk setiap dolar AS.
ADVERTISEMENT
Kurs Referensi Bank Indonesia (BI) dan Jakarta Interbank Spot USD Rate (Jisdor) membuat kurs IDR/USD berada di Rp14.392. Angka ini melemah sejak kemarin mencapai Rp. 14.381 per dolar. Sebagian besar mata uang di Asia menguat, dengan dolar Singapura naik 0,04%, Thailand naik 0,34%, Filipina naik 0,49%, India naik 0,44% dan Malaysia naik 0,1%.
Namun, di Jepang kurang 0,17 persen, Hong Kong short 0,08 persen, dan Korea Selatan kurang 0,28 persen.
Pengawas PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Ascustombi mengatakan, “Perkembangan rupiah terjadi di tengah ekspektasi pasar akan kenaikan biaya pinjaman patokan AS menjadi 28,5 pada Walk 2022. Setiap kali dikumpulkan, pasar memproyeksikan bahwa pembiayaan patokan Federal Reserve biaya akan menjadi 119,5 fokus tahun ini.
ADVERTISEMENT
Perkembangan rupiah juga dipengaruhi oleh virus varian Omicron di Indonesia, berdasarkan informasi dari 17-23 Januari 2022, terdapat 14 ribu kasus baru yang pasti.
“Otoritas publik telah mengatur tempat tidur tambahan dan oksigen untuk semua klinik darurat di Indonesia,” kata Ibrahim.
Menurut dia, kas Garuda akan bergerak dalam kisaran Rp. 14.360 untuk setiap dolar AS menjadi Rp. 13.900 untuk setiap dolar AS.
Saksi mata pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah tetap bisa menguat sesuai dengan idealisme pasar meskipun risiko varian Omicron dari infeksi Coronavirus.
Rupiah terus menguat di tengah opini Omicron, idealisme pasar mendorong mereka kembali ke sumber daya yang tidak aman, terbukti dengan daftar saham AS dan Eropa yang ditutup menguat kemarin.
ADVERTISEMENT