Suasana Sidang Pertama BPUPKI dalam Koran Asia Raya

Khusnul Khatimah
Pustakawan di Perpustakaan Nasional RI
Konten dari Pengguna
1 Juni 2022 21:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khusnul Khatimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tampilan koran Asia Raya pada halaman Khastara Perpustakaan Nasional. Foto: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan koran Asia Raya pada halaman Khastara Perpustakaan Nasional. Foto: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Sidang pertama yang diadakan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merupakan saksi dari detik-detik lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Jalannya sidang ini tak luput dari pemberitaan media cetak pada masa itu, termasuk koran Asia Raya.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa pemberitaannya, Asia Raya menyebut badan ini sebagai "Badan untuk Menyelidiki Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan" tanpa menggunakan sebutan "Indonesia". Nama tersebut merupakan terjemahan dari nama asli, Dokuritu Zyunbi Tyoosakai, yang diberikan oleh Pemerintah Jepang. Namun, ada kalanya Asia Raya juga menggunakan nama "Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Indonesia Merdeka", seperti dalam artikel berjudul “Sang Merah Putih berkibar di depan gedung Tyuuoo Sangi-In” pada edisi 28 Mei 1945.
Sebagaimana dilaporkan Asia Raya, sidang diawali dengan upacara pengibaran bendera kebangsaan Indonesia pada tanggal 28 Mei 1945 pukul 10.30 di Gedung Tyuuoo Sangi-In (sekarang Gedung Pancasila). Upacara ini dilakukan sesuai Maklumat Saikoo Sikikan (Panglima Tertinggi) Nomor 2 tanggal 29 April 1945 untuk memperluas pemakaian bendera kebangsaan Indonesia dan lagu Indonesia Raya.
ADVERTISEMENT
Sebelum bendera Merah Putih dikibarkan, terlebih dahulu dinaikkan bendera Hinomaru kepunyaan Jepang. Uniknya, pengibaran bendera Jepang ini dilakukan oleh A.K. Pringgodigdo, sedangkan bendera Merah Putih justru dikibarkan oleh pihak Jepang, Toyohiko Masuda. Keduanya merupakan Wakil Kepala Kantor Sekretariat BPUPKI yang dikepalai oleh R.P. Soeroso. Menurut Asia Raya, hal ini dilakukan sebagai tanda saling menghormati dari kedua belah pihak.
“Sesudah para Anggota Badan Penyelidik memberi hormat kepada kedua bendera yang berkibar dengan megahnya itu, maka mereka menyiapkan pekerjaannya masing-masing untuk berkumpul lagi pada pk 2.30 siang ini,” tulis Asia Raya.
Keesokan harinya, tanggal 29 Mei 1945, mulailah sidang pertama BPUPKI. Menurut Asia Raya, pembicaraan dalam sidang dilakukan dengan tertib dan dalam suasana persaudaraan yang diliputi semangat yang menyala-nyala.
ADVERTISEMENT
“Semangat dari para anggota untuk bekerja sungguh-sungguh terbukti pada tanggal 31, yaitu waktu sidang dilanjutkan sampai jam 1 malam dengan tidak mengingat lelah payah,” menurut berita Asia Raya edisi 5 Juni 1945.
Sidang terakhir tanggal 1 Juni 1945 dimulai pukul 10.00. Dalam sidang hari itu, Sukarno naik ke mimbar untuk mengucapkan pidatonya yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan “Lahirnya Pancasila”. Pidato itu berlangsung selama kurang lebih lebih satu jam. Asia Raya tidak menyebutkan lebih detail tentang isi pidato Sukarno tersebut.
Pada pukul 15.30 di hari yang sama, sidang ditutup. Para anggota kemudian diberi waktu selama dua puluh hari untuk mengemukakan pendapat masing-masing berupa tulisan tentang hal-hal yang mungkin menjadi dasar untuk mendirikan negara baru.
ADVERTISEMENT
Koran Asia Raya terbit pertama kali di Jakarta pada tanggal 29 April 1942, bertepatan dengan hari lahir Kaisar Jepang, Hirohito, yang berkuasa pada masa itu. Asia Raya merupakan satu dari delapan surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pada masa pendudukan Jepang dan dipakai sebagai alat propaganda Jepang untuk melawan Sekutu.