Kelompok 125 KKN UIN Walisongo Adakan Webinar Moderasi Beragama

Agnes Firdatun Nisa'
Mahasiswa UIN Walisongo
Konten dari Pengguna
17 November 2021 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agnes Firdatun Nisa' tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semarang, 16 Oktober 2021 kelompok 125 KKN RDR-77 UIN Walisongo Semarang mengadakan Webinar Moderasi Beragama dengan tema “ Moderasi Beragama ditengah Keberagaman Masyarakat Modern “ Kegiatan ini dipandu oleh Saiful Wahyu Saputra, salah satu anggota KKN kelompok 125 dan K.H. Ahmad Nadzir selaku pembicara.
Webinar Moderasi Beragama
Webinar ini juga dihadiri oleh Ibu Sri Isnani Setiyaningsih selaku Dosen Pembimbing Lapangan ( DPL ) kelompok 125 dan lham Ahmad Musonnif selaku Koordinator Kelompok . Dalam sambutannya, Sonnif mengatakan “ Moderasi Beragama berarti sebuah sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari keekstriman dalam praktik baragama” Ia juga menyampaikan kepada peserta agar dapat mengikuti webinar dengan baik karena materi yang disampaikan sangat menarik.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan ini Bapak Ahmad Nadzir menjelaskan bahwa agama diturunkan untuk menyeragamkan keberagaman, dan dalam pelaksanaannya hendaknya dilakukan secara arif dan bijaksana. Ia menambahkan bahwa Rasulullah SAW sangat pandai dalam bergaul dengan siapapun bahkan dengan non muslim. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Rasul punya hubungan dekat dengan seorang Pendeta Yahudi dan menyebarkan agama Islam dengan kasih sayang tanpa merendahkan agama yang lainnya.
Beliau menyebutkan Moderasi Beragama dalam perspektif Al-Qur’an dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah : 143 yang artinya “ Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia “ Beliau juga menambahkan bahwa mahasiswa sebagai generasi Milenial harus dapat menghindari perilaku pengungkapan yang ekstrem ( radikalisme ) dan selalu mencari jalan tengah yang meyatukan semua elemen dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah selesai menyampaikan materi, peserta diperkenankan bertanya kepada pemateri. Kegiatan ini diikuti oleh 85 peserta dari berbagai instansi.