Strategi Model Cooperative Learning: Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sejarah?

kofifah tri retno ningrum
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
4 Desember 2023 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kofifah tri retno ningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Belajar Kelompok (Doc. Pribadi: Kofifah Tri)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Belajar Kelompok (Doc. Pribadi: Kofifah Tri)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Strategi Belajar Sejarah Melalui "Model Cooperative Learning"
Pada era saat ini, strategi dalam pelaksanaan pembelajaran sangat penting. Dalam meningkatkan mutu pembelajaran guru/pendidik perlu memahami bagaimana strategi dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pendidik perlu memahami kondisi kelasnya dan karakter dari peserta didik. Kemudian, pendidik menyusun rancangan dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan model-model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
ADVERTISEMENT
Model Cooperative Learning merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada kerjasama antar siswa satu dengan yang lain dalam pembelajaran kelompok. Pada model pembelajaan ini akan tercipta interaksi yang lebih luas antara pendidik dengan siswa, siswa dengan siswa dan sebaliknya (multi way traffic comunication). Pembelajaran Cooperative ini berbeda dengan pembelajaran kelompok/kolaborasi. Pembelajaran Cooperatif menitik beratkan pada kerjasama kelompok dalam berdiskusi. Sedangkan, pembelajaran kelompok/kolaborasi sendiri menitik beratkan pada kinerja individu dalam diskusi kelompok.
Gambar 2. Diskusi Kelompok. (Doc. Pribadi: Kofifah Tri)
Model Pembelajaran Cooperative Learning ini dalam pelaksanaannya biasanya hanya dilakukan dengan diskusi kelompok kecil yang telah ditentukan. Diskusi dengan kelompok kecil ini diharapkan dapat membuat siswa mudah dalam menyelesaikan permasalahannya. Siswa dapat membagi masing-masing individu/anggota kelompoknya sesuai kemampuan dan dapat mempertanggungjawabkan. Dengan pembelajaran seperti ini, memberikan dampak terhadap berjalannya pembelajaran di kelas, dampak positifnya seperti adanya interaksi dan komunikasi antar siswa satu sama lain, diskusi kelompok terkoordinasi dengan baik. Namun, pembelajaran ini juga terdapat kelemahan yaitu karena minimnya anggota diskusi topik pembahasan akan meluas, tenaga yang dikeluarkan juga semakin besar. Sehingga, perlu adanya pengawasan oleh guru terhadap berlangsungnya diskusi kelompok.
ADVERTISEMENT