Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Nasib Rico, Ojol Palembang yang Tawarkan Ginjal Demi Bayar RS
4 Maret 2020 16:40 WIB
ADVERTISEMENT
Sudah jatuh, tertimpa tangga. Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan nasib M. Rico Andrian, pemuda Palembang yang sehari-sehari berprofesi sebagai pengemudi ojol itu.
ADVERTISEMENT
Sabtu, 22 Februari lalu, Rico mengalami kecelakaan. Kaki kirinya pun patah akibat kejadian itu. Ia sempat dibawa ke tukang urut, namun karena sudah parah, Rico lalu dibawa ke rumah sakit untuk dioperasi.
Belum hilang rasa sakitnya, Rico masih harus tertimpa masalah lain. Ia sempat kesulitan pulang karena tidak mampu melunasi biaya operasi dan perawatannya selama sepekan sebesar Rp 22 juta.
Uang tersebut bukanlah jumlah yang kecil bagi ayah satu anak ini. Sebagai pengemudi ojol, dalam sehari ia hanya mampu mendapatkan Rp 50 ribu saja. Itu pun, masih dikurangi setengahnya untuk biaya bensin dan makan.
Rico pun tak bisa mengandalkan bantuan dari istrinya, Melisa Pratiwi Herawati, yang hanya seorang ibu rumah tangga. Sedangkan ibu Rico, Sutarmini, hanya berprofesi sebagai tukang bersih-bersih di SD dan ayahnya adalah marbot masjid. Penghasilan keduanya, hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Selain beban utang dari RS yang belum sanggup ia bayar, Rico juga masih memiliki anak yang harus dibiayai. Rico pun hilang akal. Ia nekat menjual ginjal melalui akun medsosnya.
“Saya tidak malu, berhubung saya sakit di rumah sakit. Saya harus jual ginjal saya. Saya mohon dibantu, kalau ada saudara kalian butuh ginjal, saya siap donorkan. Saya jual ginjal karena saya tidak bisa keluar dari rumah sakit karena biaya,” tulis Rico.
“Saya ingin keluar, saya kangen dengan anak saya, dan dengan langkah ini, saya mau jual ginjal dan keluar, bisa ketemu lagi sama anak saya,” imbuhnya.
Rico akhirnya diizinkan keluar setelah menyerahkan deposit sebesar Rp 1 juta dan memberikan SIM, STNK, dan KTP milik dirinya dan ibunya sebagai jaminan. Tapi, ia masih tetap diberi tenggat waktu untuk melunasi utang tersebut.
ADVERTISEMENT
“"Kemarin itu dirawat enam hari, dari enam hari itu kena biaya Rp 22 juta sekian, nah setelah itu aku boleh dikeluarin setelah ada jaminan SIM, STNK, KTP. Dalam waktu enam hari harus lunas,” tutur Rico di rumah sederhananya.
Pihak rumah sakit akhirnya memberikan keringanan kembali. Menurut Rico, pada Senin (2/3), pihak rumah sakit memberikan diskon Rp 7,7 juta. Sehingga, ia hanya tinggal membayar sekitar Rp 14 juta.
“Tapi saya juga bukan orang mampu, karena itu saya meminta bantuan kalian. Apalagi kaki saya patah, untuk kerja pun belum bisa,” tutup Rico.
Story ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]
ADVERTISEMENT