Asa Usai Bencana

17 Oktober 2018 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asa usai bencana (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Asa usai bencana (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah berlalu, namun duka seolah masih menyelimuti masyarakat di Donggala dan Palu. Tak mudah bagi para penyintas bencana Sulteng untuk pulih dari trauma bencana yang perih.
ADVERTISEMENT
Kini mereka mulai bangkit dan membangun asa kembali. Negara harus hadir di antara mereka, agar pemulihan pascabencana dapat terlaksana dengan baik.
Tiga user kumparan melalui story mereka menyampaikan perspektifnya masing-masing mengenai hal ini. Karina Adistiana membahas upaya Membantu Penyintas Bencana dengan 'Psychological First Aid'.
Adapun, Siti Hikmawati mengulas Apakah Adopsi Adalah Solusi Terbaik Menjaga Anak-anak Korban Bencana?
Lalu, ada Dr.-Ing.Greg Wuryanto, M.Arch yang membahas mengenai desain rumah-rumah tradisional yang nyatanya mempertimbangkan gempa.
Simak ulasan singkat story mereka di bawah ini. Untuk membaca lengkapnya, kamu bisa mengeklik masing-masing tautan yang tertera.
1. Membantu Penyintas Bencana dengan 'Psychological First Aid'
Tidak semua orang yang mengalami bencana pasti trauma. Perubahan perilaku korban dan penyintas (mereka yang selamat dari) bencana bisa jadi adalah reaksi yang normal dalam situasi yang tidak normal.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, sering kali dalam perubahan situasi yang besar, termasuk pada bencana alam, penyintas membutuhkan pendampingan untuk memahami dan beradaptasi dengan perubahan situasi. Di sinilah kita berkenalan dengan Psychological First Aid (PFA) yang terkadang disebut sebagai Dukungan Psikologis Awal (DPA).
2. Apakah Adopsi Adalah Solusi Terbaik Menjaga Anak-anak Korban Bencana?
Kita masih ingat, tak lama setelah kejadian bencana dan para relawan turun untuk memberikan uluran tangan, tiba-tiba beredar berita hoaks yang menyatakan bahwa ada sebuah yayasan yang menawarkan adopsi anak-anak korban gempa Palu. Sontak hal ini mendorong para dermawan bergegas untuk menawarkan diri menjadi orang tua adopsi.
Beruntung berita hoaks itu bisa segera di klarifikasi oleh aparat, sehingga tidak memancing ekses yang lebih besar dan merugikan. Namun demikian, benarkah bahwa adopsi adalah solusi terbaik bagi anak-anak korban bencana tersebut?
ADVERTISEMENT
3. Merajut Rumah dan Menari bersama Alam (Dr.-Ing.Greg Wuryanto, M.Arch)
Sebuah fakta yang patut disadari tentang realitas bumi Nusantara adalah keberadaannya sebagai kawasan yang ditopang oleh jalur cincin api (ring of fire) dunia. Nusantara adalah simpul jalur pertemuan lempeng tektonik Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia.
Maka, adalah sebuah keniscayaan bahwa aktivitas geologis menjadi ancaman laten. Fenomena geologis berupa pergeseran lempeng tektonik dalam rentang dan karakter waktu tak terduga telah melahirkan sebaran padat titik-titik episentrum di sekujur kepulauan Nusantara dalam segala skala magnitudonya.
Kamu bisa membaca tulisan lain tentang berbagai isu dari pandangan para ahli dengan mengikuti topik Perspektif di kumparan.