Para Perempuan Pejuang Kesetaraan

30 November 2018 13:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para Perempuan Pejuang Kesetaraan.
zoom-in-whitePerbesar
Para Perempuan Pejuang Kesetaraan.
ADVERTISEMENT
Pemberdayaan perempuan merupakan istilah yang banyak didengar beberapa tahun belakangan. Namun, istilah ini memiliki makna berbeda di mata banyak orang. Hal tersebut diartikan sebagai kegigihan dalam mewujudkan aspirasi, mimpi, ataupun cita-cita.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak ‘pintu’ yang dapat kita ‘ketok’ untuk membantu para perempuan dalam merealisasikan apapun yang diinginkan. Bersama dengan ribuan perempuan hebat lainnya, kita akan kembali diingatkan untuk tidak menyerah dan mulai melakukan langkah-langkah mewujudkan mimpi mereka.
Tak terkecuali para user kumparan. Ada tiga user yang menuangkan prespektifnya guna menanggapi women empowerment. Di antaranya adalah Nina Moran, Pendiri Resonation 2018; Eka Sari Lorena, Founder ESL Express; Sari Soegondo, Co-Founder and CEO of ID Comm.
1. Women Empowerment: Membuka Pintu bagi Mimpi Semua Perempuan
Pemberdayaan perempuan kerap dikaitkan dengan feminisme. Feminsime mendorong hak perempuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Bukan untuk menjalani hidup yang sudah diatur oleh orang tua maupun pasangan, tapi menjalani hidup yang didesain oleh perempuan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Jika seorang perempuan ingin menjadi ibu rumah tangga, asalkan itu pilihannya, biarkan dia memilih. Jika seorang perempuan tidak ingin menikah, biarkan dia memilih. Jika seorang perempuan tidak ingin mempunyai anak, biarkan dia memilih karena itu adalah haknya.
2. Why Don't You Build Your Own Door? Rintis Kesuksesan Kamu Sendiri
Why don't you build your own door? Kenapa tidak mau rintis kesuksesan bagi dirimu sendiri? Saya paham, salah satu penyebab orang tidak mau merintis jalan menuju sukses adalah takut gagal. Takut gagal walau belum pernah melangkah sama sekali.
Punya rasa takut dan khawatir itu jelas wajar dan normal. Itu manusiawi. Sebagai manusia, kita pasti pernah khawatir atau cemas. Namun, yang penting adalah bagaimana kita mengatasi rasa takut itu.
ADVERTISEMENT
3. Mencari Sweet Spot dalam Hidup
Perempuan pun dirundung keraguan yang begitu besar akan penilaian sosial; alangkah tidak wajar saat perempuan ‘melenceng’ dari peran umumnya, jika menuntut lebih dari lingkungan yang sudah membentuknya, dan ingin berganti ‘haluan’ sesuai keinginannya, atau membuat pilihan yang tidak biasa dalam hidupnya.
Ini menjadikan banyak perempuan mengorbankan cita-citanya, menghalau mimpi-mimpinya, membiarkan orang lain membentuk fiksi ideal baginya, membuatnya menyerahkan nasib pada sistem yang menopangnya, dan membiarkan struktur ini menumpulkan potensinya.