Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Memahami Ruang Merokok
26 April 2017 11:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Komunitas Kretek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama ini, pemahaman soal ruang merokok selalu bermakna negatif bagi masyarakat umum. Ruang merokok, selalu dipahami sebagai tempat yang diberikan kepada perokok padahal peraturannya adalah melarang orang merokok di tempat umum. Kemudian, ketika masyarakat yang tidak merokok melihat ada orang yang merokok, sentimen negatif akhirnya muncul kepada perokok.
ADVERTISEMENT
Padahal, perlu dipahami kalau ruang merokok sebenarnya perlu disediakan sebagai upaya melindungi masyarakat yang tidak merokok agar tidak terpapar asap rokok. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan pandangan masyarakat tadi, bahwa ruang merokok adalah diberikan untuk membiarkan orang merokok.
Jadi, sebenarnya begini: ruang merokok itu wajib disediakan. Ini kata konstitusi. Kalau enggak percaya, coba cek putusan Mahkamah Konstitusi soal Peninjauan Kembali Pasal 115 Undang-undang Kesehatan No 36 tahun 2009. Dari putusan MK, kata dapat yang tadinya ada dalam pasal tersebut kemudian dihapuskan, karena melanggar hak dan hukum legal rokok.
Karena itu, sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok, dibuatlah ruang khusus merokok untuk tidak membiarkan para perokok agar tidak merokok sembarang tempat. Seandainya di setiap tempat umum disediakan ruang merokok, ada harapan agar para perokok tidak mengganggu hidup masyarakat umum dengan asap rokoknya.
ADVERTISEMENT
Dengan disediakannya ruang merokok, setidaknya ada dorongan bagi perokok untuk tidak melanggar hak yang tidak merokok. Kalaupun masih ada oknum perokok nakal, tinggal bagaimana kemudian perlu dilakukan kampanye etik kepada mereka agar tidak lagi merokok sembarangan; bahwa mereka para perokok, harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan tanpa melanggar hak-hak orang lain.
Ya tetap saja, sambil menjalankan kampanye etik, kalau ada perokok yang melanggar hukum dan hak masyarakat tetap saja harus dihukum. Tidak perlu banyak pembelaan untuk perkara melanggar hukum, karena hukuman juga menjadi bagian dari pembelajaran agar masyarakat untuk menghargai hak masyarakat.
Tapi sekali lagi, keberadaan ruang merokok sebagai bagian dari perlindungan kepada masyarakat yang tidak merokok harus disediakan. Karena biar bagaimanapun, ruang merokok adalah tempat yang diwajibkan oleh hukum agar sesama masyarakat tetap mendapatkan haknya. Yang satu agar tetap bisa merokok, yang satu agar tidak terpapar asap rokok. Begitu saya kira.
ADVERTISEMENT