Lewat Webinar Akademisi Jawab Isu Tagar Jangan Jadi Dosen

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
22 April 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi seorang dosen bukanlah sekadar profesi batu loncatan atau pilihan terakhir ketika opsi lain telah terhenti. Lebih dari itu, menjadi seorang pendidik membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan mengajar, melainkan juga passion dan tekad yang kuat untuk menjalani peran ini dengan penuh dedikasi dan komitmen.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi salah satu topik perbincangan dalam webinar bertajuk “Cakap-cakap Akademisi: Ada Apa Dengan #JanganJadiDosen?” yang diadakan oleh Ebizmark pada 31 Maret 2024.
Acara tersebut berhasil menghadirkan lebih dari 789 akademisi dari berbagai kota di Indonesia untuk mengikuti dialog interaktif. Deddy Saefuloh, M.B.A, Ph.D. selaku Founder dan Head Trainer Ebizmark, membuka acara dengan sambutannya.
Nugroho Hardiyanto, S.E., M.Si selaku Co-Founder dan Vice Head Trainer Ebizmark, memimpin diskusi interaktif dengan kata: “(kami) dengan bangga menghadirkan tiga tokoh yang telah mencapai tingkatan tertinggi dalam karirnya.” Tokoh yang hadir tersebut adalah Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D, Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M, Ph.D, dan Prof. Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A., Ph.D.
Saat ini, para dosen di Indonesia menghadapi berbagai masalah seperti ketidakpuasan gaji, tugas administratif yang sulit, dan tantangan dalam kultur akademik.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, tetap ada harapan bagi mereka. Hal tersebut disampaikan pada sesi pertama oleh Prof. Burhan bahwa masih ada akademisi yang mampu tampil di forum internasional dan melakukan publikasi internasional.
Prof. Burhan menekankan bahwa sangat penting untuk menentukan prioritas kegiatan dan berkonsentrasi pada minat seorang dosen, untuk tetap fokus pada penelitian atau pengajaran. Untuk membangun karir yang baik, beliau menyarankan seorang dosen untuk mencari role model, membangun jaringan akademik, dan mengenali keahlian uniknya sebagai keahlian yang dapat "dijual".
“Dosen harus kreatif. Membangun kreativitas membantu dosen survive (dalam menghadapi tantangan).”
Sesi kedua, dipimpin oleh Profesor Hikmahanto, selaku Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI), menegaskan bahwa menjadi seorang dosen membutuhkan semangat yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Diperlukan komitmen untuk terus belajar dan berkembang, juga memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Selain itu, dosen juga harus memiliki kemampuan untuk tetap konsisten dalam profesinya dan beradaptasi dengan kemajuan zaman dan teknologi.
Ucapan terima kasih juga turut disampaikan beliau pada Ebizmark, “Ebizmark ini saya senantiasa hadir ke acara ini, karena Ebizmark itu padamu negeri, berbakti pada negeri.”
Pada sesi terakhir, Prof. Adlin, selaku Staf Ahli Mendikbudristek RI Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, menyampaikan bahwa peningkatan kesejahteraan lewat kenaikan gaji dan tunjangan sedang diusulkan, bahkan sebelum tagar #JanganJadiDosen virali.
Bagaimanapun, hal tersebut melibatkan kementerian lain seperti Kemenpanrb dan Kemenkeu.
Selain itu, beliau juga menyarankan dosen untuk menggunakan berbagai sumber daya dan fasilitas yang tersedia, seperti dana hibah, beasiswa, dan dana penelitian.
ADVERTISEMENT
Prof. Adlin juga menyampaikan salah satu kebijakan cuti akademik yang tengah diusulkan bagi dosen untuk melakukan penelitian.
“Nantinya dosen tetap dianggap memenuhi 12 hingga 16 SKS meskipun melakukan sabbatical leave.”
Webinar berakhir dengan sesi tanya jawab. Secara keseluruhan, menjadi dosen adalah pekerjaan yang menantang.
Namun, ada kesempatan untuk terus berkembang dan menemukan cara untuk menuju kesejahteraan. Untuk meningkatkan standar hidup dosen, pemerintah juga melakukan upaya kebijakan.
Acara cakap-cakap akademisi tersebut dipersembahkan oleh Ebizmark, yang berkomitmen akan terus menjadi solusi yang membantu para akademisi, terutama di pendidikan tinggi Indonesia.
Selain lewat webinar gratis tersebut, Ebizmark menyediakan beragam jasa seperti pelatihan penelitian, konsultasi penelitian, pengolahan data, penerbitan buku, dan publikasi jurnal.
Sumber: Tribunnews
ADVERTISEMENT