Saatnya Penilaian Kelulusan Mahasiswa Mengutamakan Etika dan Moralitas

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
27 Februari 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Oleh: Hasmin Tamsah, Prodi Doktor Ilmu Manajemen (DIM), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Amkop Makassar
ADVERTISEMENT
Dunia pendidikan tinggi dihadapkan pada tantangan dalam era kemajuan pesat Industri 4.0 dan Society 5.0 untuk tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga memastikan bahwa lulusannya memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan moralitas. Seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein dalam esainya "Science, Philosophy and Religion: A Symposium" pada tahun 1941, ilmu pengetahuan tanpa panduan etika bagaikan tubuh tanpa jiwa, menekankan pentingnya nilai-nilai moral dalam penerapan ilmu.
Sementara itu, BJ Habibie, dalam pidatonya yang diabadikan oleh Henmaidi Alfian pada tahun 2016, mengingatkan kita bahwa meskipun teknologi memberikan kemampuan untuk mencipta, panduan etis memberikan arah dan tujuan pada penciptaan tersebut. Kedua pemikiran ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk memperkuat aspek etis dan moral dalam pendidikan tinggi, terutama dalam konteks Indonesia yang kaya dengan keberagaman agama dan nilai-nilai budaya.
ADVERTISEMENT
Menghadapi tantangan ini, universitas dan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia harus mengintegrasikan nilai-nilai etis yang sesuai dengan latar belakang agama dan budaya lokal dalam kurikulumnya. Seorang muslim, misalnya, akan menemukan nilai dalam belajar bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat diaplikasikan dalam praktik ilmiah dan teknologi, sedangkan pemeluk agama lain juga harus mampu melihat refleksi nilai-nilai agama mereka dalam pendidikan yang mereka terima. Pendekatan multidisipliner dalam pengembangan kurikulum yang menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan etika akan mempersiapkan mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan teknis mereka dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan etis dari inovasi mereka.
Selain itu, inovasi teknologi harus selalu dibarengi dengan pertimbangan etis yang kuat, memastikan bahwa manfaatnya merata dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat. Di Indonesia, di mana agama memegang peranan penting, setiap inovasi harus selaras dengan nilai-nilai etis agama yang dianut, dari Islam yang menekankan keadilan dan kesejahteraan bersama, hingga ajaran agama lain yang juga menghargai kebaikan dan keharmonisan. Mengajarkan mahasiswa untuk mempertimbangkan dampak etis dari pekerjaan mereka dan mendorong mereka untuk terlibat dalam proyek yang menunjukkan tanggung jawab sosial, keadilan, dan integritas merupakan langkah penting untuk menciptakan generasi inovator yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk memasukkan etika sebagai kriteria utama dalam penilaian kelulusan mahasiswa. Hal ini tidak hanya akan menilai kemampuan akademis dan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan mahasiswa untuk menerapkan pengetahuan tersebut dengan cara yang etis dan moral. Ini mencerminkan pemahaman bahwa sukses sejati tidak hanya diukur dari prestasi teknis, tetapi juga dari kemampuan untuk berkontribusi positif pada masyarakat dengan berlandaskan nilai-nilai etis yang kuat.
Kesimpulan
Di era Industri 4.0 dan Society 5.0, pendidikan tinggi di Indonesia harus bertransformasi untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang unggul secara teknis, tetapi juga secara etis dan moral. Dosen harus memimpin dengan contoh dalam penilaian etika. Integrasi nilai-nilai etis dan moral yang sesuai dengan keberagaman agama di Indonesia dalam kurikulum akan memastikan bahwa kemajuan teknologi berjalan seiring dengan kemajuan etika sosial dan moralitas. Ini akan menciptakan generasi baru pemimpin dan inovator yang dapat membawa perubahan positif tidak hanya dalam bidang teknologi, tetapi juga dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT