Konten dari Pengguna

UAD Kolaborasi dengan Mina Ngremboko Terapkan IoT untuk Budidaya Ikan

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
18 September 2025 11:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
UAD Kolaborasi dengan Mina Ngremboko Terapkan IoT untuk Budidaya Ikan
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Tim Pengabdian DPPM PKM 2025 berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk merancang alat pengendali kualitas air berbasis Inter
SEVIMA
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
SLEMAN – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Tim Pengabdian DPPM PKM 2025 berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk merancang alat pengendali kualitas air berbasis Internet of Things (IoT). Kerja sama ini difokuskan untuk membantu pembudidaya ikan air tawar di Dusun Bokesan, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, dalam mengatasi masalah kualitas air yang memengaruhi hasil budidaya ikan mereka. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat Mina Ngremboko sebagai pusat pembudidayaan ikan yang sudah lama berdiri.
ADVERTISEMENT
Mina Ngremboko, yang telah berdiri sejak 1988, merupakan salah satu sentra produksi ikan air tawar di Kabupaten Sleman. Pada tahun 1993, sekitar 85 persen penduduknya terlibat dalam pembudidayaan ikan. Meskipun memiliki potensi besar, para pembudidaya ikan di Mina Ngremboko masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal kualitas air yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan. Berdasarkan data yang ada, persentase kematian ikan pada masa pembesaran dapat mencapai 100 persen di beberapa lokasi. Meskipun Mina Ngremboko memiliki aliran air pegunungan yang lebih baik, angka kematian ikan masih mencapai 50 persen, yang tentu merugikan para pembudidaya, terlebih karena pemasaran ikan konsumsi dan benih mencapai Rp150-175 juta setiap hari.
Melihat permasalahan ini, UAD bersama Kementerian Pendidikan Tinggi merancang sebuah alat berbasis IoT untuk mengontrol kualitas air di kolam ikan. Dr. Dedi Pramono, M.Hum., Ketua Tim Pengabdian DPPM PKM 2025 UAD, menjelaskan bahwa alat ini memiliki tiga fungsi utama, yaitu mengontrol suhu air, kadar oksigen terlarut, dan tingkat keasaman (pH) air. “Alat ini sangat penting untuk membantu para pembudidaya ikan memantau kualitas air secara lebih efektif dan efisien, sehingga kualitas hasil budidaya dapat meningkat,” ujar Dr. Dedi.
ADVERTISEMENT
Secara teknis, sistem IoT yang dirancang ini terdiri dari tiga lapisan utama. Lapisan pertama adalah Lapisan Sensor, yang mencakup sensor pH air, sensor oksigen terlarut (dissolved oxygen), dan sensor suhu untuk mengumpulkan data kualitas air secara langsung dari kolam ikan. Lapisan kedua adalah Lapisan Kontrol, yang menggunakan mikrokontroler sebagai pusat pemrosesan data yang diterima dari sensor. Data yang telah diproses kemudian dikirim ke Lapisan Output, yaitu cloud, sehingga data yang terkumpul dapat diakses secara real-time oleh pembudidaya ikan melalui antarmuka situs web.
Eko Aribowo, M.Kom., salah satu pemateri dalam workshop, menjelaskan bahwa teknologi IoT memungkinkan pengumpulan data yang lebih terperinci dan pengolahan otomatis berdasarkan data yang terkumpul. “IoT memungkinkan pengumpulan data, pengolahan, dan otomatisasi tindakan berdasarkan data tersebut,” ujar Eko.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem ini, pembudidaya ikan di Mina Ngremboko tidak lagi perlu memeriksa kualitas air secara manual, yang sering kali memakan waktu dan tenaga. Data yang terkumpul dapat diakses melalui gawai atau komputer, memudahkan pembudidaya untuk memantau kondisi kolam mereka kapan saja dan di mana saja.
Untuk memperkenalkan teknologi ini, Tim Pengabdian DPPM PKM 2025 UAD, bersama mahasiswa KKN Rekognisi UAD, mengadakan workshop yang berlangsung pada Ahad, 14 September 2025, di Gedung Pertemuan Mina Ngremboko, Bokesan. Workshop ini bertujuan untuk memberi pemahaman lebih dalam tentang pentingnya teknologi IoT dalam meningkatkan kualitas air dan memudahkan pekerjaan pembudidaya ikan.
Dalam workshop tersebut, Eko Aribowo dan mahasiswa Teknologi Informatika UAD, Rendie Abdi Saputra, memberikan pelatihan tentang penggunaan alat dan aplikasi yang terintegrasi dengan sistem IoT. “Data yang terkumpul akan disajikan secara real-time di aplikasi yang bisa diakses oleh pembudidaya ikan,” jelas Rendie. Alat ini diharapkan dapat membantu pembudidaya ikan dalam meningkatkan kualitas hasil budidaya mereka, serta memberi kesempatan bagi mereka untuk lebih fokus pada pengelolaan usaha mereka.
ADVERTISEMENT
Saptana, Ketua Pembudidaya Ikan Mina Ngremboko, menyambut baik adanya inovasi ini. Menurutnya, penggunaan teknologi seperti IoT dalam pemantauan kualitas air akan sangat membantu pembudidaya ikan. “Membantu pengecekan kualitas air secara otomatis akan sangat membantu. Pembudidaya ikan di sini sebagian besar masih mengandalkan ilmu titen atau perasaan, yang tentu saja tidak sepenuhnya berbasis data,” ujar Saptana.
Dengan pengenalan teknologi ini, Saptana berharap kualitas budidaya ikan dapat meningkat, sehingga hasil penjualan yang mencapai Rp150-175 juta sehari bisa lebih maksimal dan mengurangi kerugian akibat kematian ikan. Selain itu, teknologi ini juga menjadi bagian dari upaya Mina Ngremboko yang kini telah menjadi pusat penyuluhan dan pelatihan usaha perikanan tingkat nasional. Alat IoT ini, menurutnya, akan sangat membantu mahasiswa yang melakukan penelitian atau praktik kerja lapangan di Mina Ngremboko.
ADVERTISEMENT
Penerapan IoT dalam budidaya ikan ini tidak hanya bermanfaat bagi pembudidaya ikan di Mina Ngremboko, tetapi juga dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain dengan potensi budidaya ikan air tawar. Penerapan teknologi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing sektor perikanan Indonesia di tingkat nasional dan internasional.
Selain itu, dengan adanya pelatihan dan pendampingan melalui sistem IoT, para pembudidaya ikan diharapkan dapat lebih memahami pentingnya pengelolaan usaha yang berbasis pada data dan teknologi, serta dapat mengurangi ketergantungan pada praktek-praktek lama yang kurang efisien.
Kerja sama antara UAD, Mina Ngremboko, dan masyarakat setempat merupakan langkah penting dalam menghadirkan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pembudidaya ikan. Penggunaan teknologi IoT untuk memantau kualitas air di kolam ikan tidak hanya memberikan dampak positif bagi sektor perikanan, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan usaha perikanan yang lebih modern dan efisien.
ADVERTISEMENT
Dengan berfokus pada penguatan kapasitas masyarakat dan penerapan teknologi yang tepat guna, UAD berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sektor perikanan, terutama di kawasan yang memiliki potensi besar seperti Mina Ngremboko.