Konten dari Pengguna

UM Metro Dampingi Perguruan Tinggi Susun Kurikulum Berdampak

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
15 September 2025 13:57 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
UM Metro Dampingi Perguruan Tinggi Susun Kurikulum Berdampak
Universitas Muhammadiyah (UM) Metro memfasilitasi Pendampingan Penyusunan Kurikulum Inovatif Berbasis Kampus Berdampak bagi perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah II, Rabu (3/9), di Aula Gedun
SEVIMA
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Metro, Lampung, 3 September 2025 — Universitas Muhammadiyah (UM) Metro memfasilitasi Pendampingan Penyusunan Kurikulum Inovatif Berbasis Kampus Berdampak bagi perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah II, Rabu (3/9), di Aula Gedung AR Fachrudin, Kampus 1 UM Metro. Kegiatan yang diikuti pimpinan perguruan tinggi, dosen, dan tenaga kependidikan ini digelar untuk membantu kampus-kampus merancang kurikulum yang adaptif, berorientasi luaran, dan memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Agenda dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Mars LLDIKTI Wilayah II, doa bersama, serta sambutan tuan rumah dari pimpinan UM Metro.
ADVERTISEMENT
Rektor UM Metro Dr. Nyoto Suseno, M.Si. menyampaikan apresiasi atas kepercayaan menjadikan kampusnya sebagai tuan rumah. Menurutnya, pengembangan kurikulum berbasis dampak sejalan dengan komitmen universitas meneguhkan peran perguruan tinggi sebagai penggerak solusi bagi kebutuhan daerah dan nasional. “Kegiatan ini sejalan dengan visi UM Metro untuk menghadirkan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan tinggi yang berdampak luas di masyarakat,” ujarnya.
Dari pihak LLDIKTI Wilayah II, Kepala LLDIKTI II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc. diwakili Ketua Tim Kerja Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Marce Lay, S.Sos., M.A. Dalam sambutannya, Marce menekankan pentingnya kampus di wilayah kerja LLDIKTI II memperbarui kurikulum secara berkelanjutan sesuai kebutuhan zaman. “Inovasi kurikulum adalah kunci agar perguruan tinggi semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat. Perguruan tinggi tidak cukup hanya menambah mata kuliah, melainkan memastikan pembelajaran menghasilkan kemampuan yang bermanfaat dan terukur,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sesi inti menghadirkan tiga materi. Dr. Atingyuniarti, S.PI., M.AQUA (Universitas Brawijaya/Tim KPT Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan) membuka dengan filosofi Kampus Berdampak dan integrasinya dengan Kurikulum Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM): mengapa kurikulum perlu dirancang untuk mengubah pengetahuan menjadi manfaat langsung bagi masyarakat, serta bagaimana kebijakan mendukung implementasinya di program studi. Yanuar Dwi Prastyo, Ph.D. memaparkan desain Kurikulum Berdampak berbasis Outcome Based Education (OBE), mulai prinsip OBE, perumusan learning outcomes yang mengandung nilai kebermanfaatan/dampak, hingga teknik penilaian inovatif dan komprehensif. Dr. Desy Misnawati, S.Sos., M.I.Kom. menutup dengan studi kasus praktik baik implementasi kurikulum berbasis dampak dan diskusi tantangan–solusinya di kampus-kampus.
Setelah paparan, peserta dibagi ke dalam kelompok untuk menyusun rencana aksi yang segera bisa diterapkan di institusi masing-masing, mulai pemutakhiran CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) yang selaras OBE, pemetaan mata kuliah berbasis proyek komunitas, hingga mekanisme evaluasi dampak program studi. Sesi tanya jawab menutup rangkaian, menjadi ruang klarifikasi dan berbagi strategi antarkampus.
Foto: Istimewa
Untuk memperkaya konteks publik, dikutip dari website UM Metro, Kampus 1 beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116, Iringmulyo, Metro Timur, Kota Metro, Lampung. Informasi alamat kampus dan kanal kontak resmi tercantum pada laman “Hubungi Kami” UM Metro sehingga memudahkan pemangku kepentingan berkoordinasi dan mengakses layanan akademik.
ADVERTISEMENT
Adapun penyelenggaraan ini melibatkan perguruan tinggi di wilayah kerja LLDIKTI Wilayah II. Dikutip dari laman referensi LLDIKTI, kantor LLDIKTI II berkedudukan di Palembang dan wilayah kerjanya meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai unit Kementerian, LLDIKTI bertugas memfasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayahnya, termasuk dukungan akreditasi, pembinaan kelembagaan, hingga peningkatan kapasitas pembelajaran. Dikutip dari website Kemdiktisaintek, LLDIKTI melaksanakan fungsi fasilitasi mutu dan layanan untuk kampus-kampus di daerah.
Kurikulum berbasis dampak yang didorong dalam pendampingan UM Metro berkelindan dengan kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM). Dikutip dari Panduan MBKM (2024) yang dirilis jaringan LLDIKTI, kebijakan ini mengakui hak belajar mahasiswa hingga tiga semester di luar program studi untuk memperkaya pengalaman dan kompetensi melalui magang, proyek desa, riset, kewirausahaan, dan bentuk kegiatan lain yang relevan dengan profil lulusan. Panduan penyusunan kurikulum pendidikan tinggi MBKM juga menegaskan bahwa pendekatan OBE menjadi rujukan penting dalam merancang kurikulum berbasis Standar Nasional Dikti agar luaran (outcomes) terukur dan dapat ditagih pencapaiannya.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan itu, OBE, yang menempatkan hasil belajar sebagai pusat desain kurikulum telah menjadi acuan umum di berbagai pedoman nasional. Dikutip dari Buku Panduan Kurikulum Pendidikan Tinggi (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2024), kurikulum berbasis OBE memastikan capaian lulusan, profil kompetensi, dan asesmen tersusun selaras sehingga kualitas pembelajaran dapat dimonitor dan ditingkatkan. Dalam berbagai penjelasan populer, OBE didefinisikan sebagai pendekatan yang memfokuskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dibuktikan lulusan, bukan sekadar materi yang diajarkan di kelas.
Konsep Kampus Berdampak yang menjadi bingkai kegiatan juga merupakan penguatan dari transformasi pendidikan tinggi nasional. Dikutip dari website Kemdiktisaintek, Kampus Berdampak dimaknai sebagai kampus yang tidak hanya mengejar lulusan, publikasi, atau peringkat, tetapi sungguh-sungguh menghadirkan solusi bagi realitas sosial lewat tridarma. Dalam berbagai kesempatan, Ditjen Dikti mendorong perguruan tinggi memperbanyak prakarsa berdampak magang berdampak, proyek komunitas, policy paper terpakai sebagai kelanjutan dari gerakan Kampus Merdeka. Gagasan ini juga dipublikasikan melalui artikel Kemdiktisaintek yang menegaskan Kampus Berdampak sebagai keberlanjutan Kampus Merdeka.
Foto: Istimewa
Selama pendampingan, narasumber menekankan penyusunan CPL yang eksplisit menyebut dampak (bagi mahasiswa dan masyarakat), course learning outcomes (CLO) yang diturunkan dari CPL, dan bobot asesmen yang mengukur luaran faktual, misalnya prototipe yang digunakan mitra, modul pelatihan yang dipakai sekolah, atau produk kebijakan yang dirujuk pemerintah daerah. Pada ranah implementasi, peserta didorong merancang mata kuliah berbasis proyek (project-based) yang mengintegrasikan kegiatan MBKM: magang/PKL, proyek penelitian terapan, pengabdian masyarakat tematik, hingga kewirausahaan sosial.
ADVERTISEMENT
Garis besar rencana aksi yang disusun kelompok mencakup: (1) audit kurikulum untuk memetakan kesesuaian CPL–CLO–asesmen; (2) penyelarasan dengan kebutuhan daerah (misalnya isu ketahanan pangan, literasi digital, ekonomi kreatif lokal); (3) kemitraan formal dengan pemerintah daerah/industri-komunitas sebagai pengguna luaran; (4) penjaminan mutu melalui indikator dampak yang terukur per semester. Melalui rancangan ini, kampus diharapkan melampaui output administratif menuju outcomes yang benar-benar menjawab persoalan di wilayah kerja LLDIKTI II.
Dalam sesi penutup, Rektor UM Metro kembali menegaskan komitmen institusi untuk mendampingi transformasi pembelajaran di wilayah. “Kami akan terus membuka ruang berbagi praktik baik dan asistensi teknis agar kurikulum tidak berhenti pada dokumen, tetapi hidup dalam perkuliahan, proyek mahasiswa, dan kemitraan dengan masyarakat,” tutur Nyoto Suseno. Ia berharap pendampingan menghasilkan peta jalan kurikulum berdampak di tiap kampus, selaras kebijakan nasional dan kebutuhan lokal.
ADVERTISEMENT
Panitia menyebut antusiasme peserta terlihat dari diskusi intens dan komitmen tindak lanjut. Kampus-kampus menyatakan siap mengadopsi OBE secara menyeluruh, memperluas kegiatan MBKM yang relevan, dan merancang mata kuliah berbasis proyek komunitas. Sejumlah peserta mengusulkan pertemuan lanjutan untuk mentoring penyusunan CPL dan rubrik asesmen serta penguatan kerja sama dengan mitra pemerintah/industri.
Kegiatan ini diharapkan mempercepat pergeseran paradigma pembelajaran di wilayah LLDIKTI II dari kurikulum berbasis konten ke kurikulum berbasis luaran dan dampak, yang sejalan dengan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka dan Gerakan Kampus Berdampak. Dikutip dari dokumen resmi Kemdikbudristek, kebijakan MBKM dan perangkat kurikulumnya dirancang untuk memastikan lulusan relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat, dengan pembelajaran yang fleksibel dan kolaboratif lintas sektor.
ADVERTISEMENT