Berdasarkan Kisah Nyata, Film ‘The Crucible’ Akan Menguras Air Matamu

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
Konten dari Pengguna
22 Januari 2017 0:00 WIB
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Poster film ‘The Crucible’ (Foto: Hancinema)
‘The Crucible’, sebuah film yang dirilis pada 2011 ini berhasil menarik jutaan penonton pada beberapa minggu penayangannya. Tidak bercerita tentang kisah cinta, film ini mengangkat kembali salah satu kasus kekerasan dan pelecahan seksual pada penyandang tuna rungu juga tuna wicara disebuah sekolah di Korea Selatan. Merupakan adaptasi dari novel berjudul sama, film ini menggambarkan pedihnya kejahatan yang terjadi pada tahun 2000 sampai 2005 tersebut. Diperankan oleh Gong-yoo dan Jung Yu-mi, film ini akan menguras habis air matamu.
ADVERTISEMENT
Sinopsis Film ‘The Crucible’
Kang In-ho adalah seorang guru baru di sebuah sekolah untuk anak-anak penyandang disabilitas kota Mujin, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Meskipun ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengajar, masih banyak murid yang tidak dapat menerima kehadirannya. In-ho yang tidak menyerah untuk terus mendekati anak-anak muridnya tersebut kemudian malah menemukan sebuah rahasia yang tersimpan di Sekolah Khusus Tuna Rungu dan Wicara tersebut. Murid-murid disekolah tersebut mengalami kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh guru sampai kepala sekolah. Bersama dengan seorang aktivis hak asasi manusia bernama Seo Yoo-jin, In-ho kemudian berjuang untuk mengungkap hal.
Berdasarkan Kisah Nyata
Dilansir dari Korea Times, kasus kekerasan dan pelecehan seksual dalam film ‘The Crucible’ berdasarkan kisah nyata yang tejadi di ‘Gwangju Inhwa School’. Pada tahun 2005, beberapa guru dari sekolah tersebut diketahui melakukan kekerasan dan pelecehan seksual pada murid tuna rungu dan tuna wicara selama kurang lebih 5 tahun lamanya, terhitung sejak tahun 2000 sampai 2005. Namun kasus tersebut kemudian ditutup dengan hukuman ringan untuk para pelaku, bahkan beberapa guru tersebut masih kembali mengajar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebutlah yang kemudian memicu Gong Ji-young menulis novel berdasarkan kasus tersebut. Novel kemudian dirilis pada tahun 2009. Dua tahun kemudian, pada tahun 2011, adaptasi dibuat atas dukungan dari berbagai pihak agar kasus tersebut kembali dibuka.
Usaha tersebut membuahkan hasil yang cukup manis. Setelah dua bulan tayang, sekolah tempat kasus asli tersebut terjadi yaitu ‘Gwangju Inhwa School’ resmi ditutup pada akhir tahun 2011. Tidak hanya itu, penayangan film ini juga memicu dibukanya kembali kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada tahun 2000 sampai 2005 tersebut. Akhirnya para pelaku kembali menerima hukuman yang cukup berat.
Salah satu adegan sidang dalam ‘The Crucible’ (Foto: Hancinema)
Film ini dapat menggambarkan kejadian memilukan yang dirasakan para korban kekerasan dan pelecehan. Dengan kemampuan akting yang sangat baik dari para pemain, film ini terasa sangat nyata. Kekerasan dan pelecehan seksual dalam film ini digambarkan secara ‘berani’ sehingga membuat penonton dapat langsung merasakan sakit dan sedihnya para korban. Perjuangan dalam film ini juga tidak main-main, keadilan yang mahal harganya tersebut berusaha didapatkan para korban melalui film ini. Sebelum menonton ada baiknya menyiapkan mental, hati dan tisu ya!
ADVERTISEMENT
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus ya di Koreachobo!