news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Gerakan 'Me Too' di Korea Selatan

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
Konten dari Pengguna
28 Februari 2018 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Melihat Gerakan 'Me Too' di Korea Selatan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja, termasuk ditempat ternyaman seperti rumah atau juga tempat kerja.
ADVERTISEMENT
Banyak korban kekerasan seksual memutuskan untuk tutup mulut atas kejadian menimpanya. Hal ini dapat terjadi mengingat masyarakat yang masih sering menghakimi para korban secara sepihak. Ditambah dengan tekanan dari pelaku, banyak korban memilih untuk berdiam diri.
Pada akhir tahun 2017 sebuah gerakan bertajuk ‘Gerakan #MeToo’ ramai di media sosial. Gerakan ini mengajak para korban kekerasan seksual untuk berani berjuang menuntut keadilan.
Gerakan #MeToo pertama kali dibawa oleh Tarana Burke, seorang aktivis asal Amerika Serikat. Kemudian gerakan disebarkan kembali pada akhir tahun 2017 setelah aktris Alyssa Milano mengajak para korban untuk berjuang.
Gerakan ini kemudian secara cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Korea Selatan. Meskipun bukan yang pertama di Korea Selatan, pengakuan jaksa Seo Jihyeon pada Januari lalu membuat Gerakan #MeToo disorot penuh oleh media negeri asal Kimchi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 29 Januari lalu, Jaksa Seo Jihyeon mengungkapkan kekerasan seksual yang ia alami. Ia mendapatkan pelecehan dari salah satu seniornya di Kejaksaan pada tahun 2010 lalu.
Pengakuan mengejutkan dari Seo Jihyeon ini kemudian membuat korban-korban lainnya untuk berani menuntut keadilan. Salah satunya adalah penyair wanita Choi Youngmi.
Penyair Choi Youngmi menyampaikan kisahnya melalui puisi yang ia rilis awal bulan ini. Dalam puisi yang berjudul “Monster”, ia mengungkapkan pengalamannya harus menerima pelecehan disentuh oleh penyair senior yang ia tidak sebutkan namanya.
Meskipun dalam puisi tersebut tidak ada nama yang tercantum namun publik merujuk pada Penyair Senior Ko Un sesuai dengan detail yang dideskripsikan dalam puisi. Setelah pengungkapan ini, Ko Un meninggalkan rumah serta studio menulis yang telah disediakan oleh pemerintah. Meskipun begitu Ko Un sendiri masih bungkam mengenai segala tuduhan yang menimpanya.
ADVERTISEMENT
Kemudian berbagai pengungkapan bergulir, kali ini datang dari dunia teater. Seseorang tanpa nama mengungkapkan bahwa ia menerima pelecehan dari Lee Yountaek, seorang dramawan terkemuka.
Peristiwa itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu saat dirinya masih menjadi aktris. Pada saat itu seseorang tanpa nama yang kemudian terungkap sebagai Hong Seonjoo diminta untuk memijat Lee Yountaek.
Beberapa saat kemudian berbagai nama terkenal seperti penari tradisional Ha Yongbu dan sutradara teater Oh Taeseok diungkapkan pernah melakukan pelecehan seksual. Gerakan masih berlanjut hingga saat ini. Bahkan nama-nama aktor veteran seperti Jo Jaehyun, Oh Dalsu dan Jo Minki menerima tuduhan yang sama.
Selain Gerakan #MeToo, tagar #With_You juga kini ramai di media sosial. Tagar ini ditujukan untuk para korban kekerasan untuk selalu percaya bahwa seluruh masyarakat mendukung pengungkapan para korban.
ADVERTISEMENT
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus di Koreachobo!