Pemberontakan Gwangju, Perjuangan Rakyat Untuk Demokrasi Korea: Bagian 3

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
Konten dari Pengguna
28 Februari 2018 12:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberontakan Gwangju, Perjuangan Rakyat Untuk Demokrasi Korea: Bagian 3
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Sumber Foto: 518.org)
Baca bagian sebelumnya disini dan disini.
Gerakan Pemberontakan Gwangju
ADVERTISEMENT
Perlakuan kejam tentara tidak hanya dilakukan kepada para demonstran. Pada tanggal 19 Mei, tentara menyisiri rumah penduduk satu persatu. Pemuda-pemudi yang ditemukan didalam rumah kemudian diseret ke jalan raya. Mereka ditelanjangi, diikat, dipukuli dan disuruh merangkak.
Hal ini kemudian membuat semua golongan masyarakat turun untuk menunjukkan tanda protesnya. Masyarakat melakukan demonstrasi dihadapan para tentara. Tentara kemudian membalas dengan menusuk beberapa pemrotes didepan terminal bus yang kemudian menewaskan 7 atau 8 orang.
Tentara juga kemudian memukuli para supir taksi yang berani membawa pemrotes yang terluka ke rumah sakit. Pada sore hari, tentara melepaskan tembakan kearah demonstran setelah para pemrotes mencoba membakar mobil baja milik tentara. Tembakan ini menewaskan seorang siswa sekolah menengah atas.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, masyarakat yang marah kemudian berkumpul didepan kantor pemerintah provinsi. Gerakan ditambah dengan kedatangan 200 supir taksi. Demonstrasi kali ini lagi-lagi diwarnai dengan kekerasan. Masyarakat yang membekali diri dengan pipa besi dan bom molotov melawan tentara yang membawa gas air mata. Kerumunan pemrotes kemudian mencapai 20.000 orang. Namun pada malam hari, seluruh area Gwangju berhasil dikuasai militer sepenuhnya.
Ditengah gerakan pemberontakan yang memanas, seluruh media tidak diperbolehkan untuk meliput gerakan. Melaporkan situasi nyata secara ketat dilarang dan akan disensor sepenuhnya.
Pada 20 Mei, jumlah pemrotes telah mencapai 50.000 orang. Perwakilan dari demonstran menyampaikan keinginan seluruh pemrotes yaitu, gubernur melakukan permohonan maaf kepada publik karena tekanan dengan kekerasan yang dilakukan. Lalu demonstran juga menginginkan pembatalan perintah darurat militer. Gerakan protes ini kemudian disambut dengan tidak baik. Tentara melepaskan tembakan kearah pemrotes. Hal ini menewaskan kurang lebih 50 orang.
ADVERTISEMENT
Pada 22 Mei, para perwakilan dari gerakan mengadakan pertemuan meminta militer untuk tidak melepaskan pasukannya melawan masyarakat. Pemerintah kemudian menginginkan agar masyarakat melepaskan senjata militer yang direbut demonstran selama masa protes. Di hari yang sama Kim Daejung dinyatakan bersalah karena melakukan pemberontakan. Hal ini kemudian semakin menyulut kemarahan masyarakat Gwangju.
Gerakan belanjut ke hari-hari selanjutnya. Pada 23 Mei, masyarakat berhasil merebut setidaknya 2.500 senjata dari tentara. Kemudian pada tanggal 26 Mei, tentara kembali berdatangan ke daerah Gwangju menggunakan tank. Pertemuan dilaksanakan namun harus diakhiri kembali dengan baku tembak. Masyarakat yang berjumlah kurang lebih 6.168 orang terdiri dari berbagai kalangan termasuk siswa sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas hingga mahasiswa dan pekerja.
ADVERTISEMENT
Menurut data statistik yang dirilis pada Desember 2001, kejadian ini menewaskan 195 orang yang terdiri dari 168 warga sipil, 23 tentara dan 4 polisi. Lalu sekitar 4.782 orang terluka, 406 dinyatakan hilang dan 70 diantaranya dinyatakan meninggal. Pemberontakan ini tidak diakhiri dengan kenyataan manis. Chun Doohwan, petinggi militer yang diduga sebagai dalang tekanan dari militer malah naik menuju tahta kepresidenan pada September 1980. Meskipun Chun Doohwan sendiri pada akhirnya harus menghadapi pengadilan pada tahun 1996 dengan tuduhan pembunuhan dalam pemberontakan Gwangju.
Pemberontakan Gwangju menyisakan luka mendalam bagi masyarakat Korea. Terlebih untuk keluarga yang telah ditinggalkan. Untuk mengingat jasa-jasa pejuang demokrasi kemudian dibuat sebuah ‘5.18 Memorial Park’.
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus di Koreachobo!
ADVERTISEMENT
Sumber:
Seo, Joong-seok. 2007. Contemporary History of South Korea (Diterjemahkan oleh: Sohn Jung-in). Seoul: Korea Democracy Foundation.