Rahasia Gelap Pemandu Sorak Korea Utara

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
Konten dari Pengguna
2 Maret 2018 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandu Sorak Korea Utara (Foto: AFP/Jung Yeon-Je)
zoom-in-whitePerbesar
Pemandu Sorak Korea Utara (Foto: AFP/Jung Yeon-Je)
ADVERTISEMENT
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 baru saja diakhiri dengan upacara penutupan beberapa hari lalu. Olimpiade yang diadakan 4 tahun sekali ini berhasil menyatukan perhatian dunia pada dunia olahraga.
ADVERTISEMENT
Atlet dari berbagai negara datang untuk bertanding membawa nama negaranya masing-masing. Tidak hanya atlet, Korea Selatan sebagai tuan rumah juga kedatangan para pemandu sorak. Termasuk pemandu sorak dari negara saudara, Korea Utara.
Dengan seragam merah, pemandu sorak Korea Utara sangat mudah untuk dikenali. Terlebih kekompakan yang ditunjukkan perempuan asli Korea Utara yang sangat cantik seringkali membuat terpukau para penonton pertandingan. Namun dibalik sorak sorai para pemandu ini tersimpan sebuah rahasia gelap.
Selama beberapa puluh terakhir banyak pembelot Korea Utara yang kemudian menetap di Korea Selatan. Salah satunya adalah Lee Soyeon, mantan pemusik militer Korea Utara yang kemudian meninggalkan Korea Utara pada tahun 2008. Ia mengungkapkan salah satu sisi gelap dari pemandu sorak Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Pemandu sorak Korea Utara dipilih berdasarkan kecantikan, latar belakang keluarga, dan kesetiaan pada partai. Mayoritas anggotanya berusia di awal 20 tahunan, bahkan beberapa diantaranya lebih muda dari itu.
Setelah dipilih, pemandu sorak akan melakukan pelatihan ketat mulai dari olahraga hingga masalah kecantikan. Pemandu sorak terpilih akan diawasi 24 jam penuh.
Yang paling mengejutkan adalah setelah pemandu sorak berhasil menyelesaikan latihan, mereka akan diminta melakukan hubungan seks dengan anggota partai. Pemandu sorak seringkali disebut sebagai “regu pemuas.”
Lee Soyeon bahkan mengungkapkan bahwa di balik topeng kesenangan yang ditunjukkan oleh para pemandu sorak Korea Utara. Mereka diharuskan untuk datang ke pesta partai dan melayani para petinggi, bahkan berhubungan dan tidur bersama meskipun mereka tidak menginginkannya.
ADVERTISEMENT
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus di Koreachobo!
Sumber: