Susah Sinyal hingga Nyaris Dibegal

kumparan 1001 Media Online
Akun resmi kumparan 1001 media
Konten dari Pengguna
20 Februari 2019 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari kumparan 1001 Media Online tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berangkat pukul 08.00 WIT, Paulus Pulo, seorang jurnalis BalleoNews.com yang berasal dari Papua Barat, ini keluar dari rumahnya untuk mencari berita yang sudah direncakannya sehari sebelumnya. Ditemani kameramennya, Cristoforus Salu, setiap hari mereka melintasi jalan kota hingga luar kota, bahkan keluar masuk hutan ditempuh dengan motor Mio milik Paulus.
Paulus Pulo, pendiri BalleoNews.com Foto: kumparan
Kepada kumparan, Paulus bercerita bagaimana perjuangannya menyampaikan informasi dari timur Indonesia. Ia mengatakan banyak kendala yang dihadapinya saat hendak meliput atau mencari berita, seperti jauhnya akses jalan hingga sulitnya sinyal komunikasi yang dia dapatkan di sana.
ADVERTISEMENT
“Saya menempuh jarak 7 kilometer setiap harinya. Sedangkan jarak terjauh saya saat mencari berita itu pernah mencapai 40 kilometer. Di sini tuh tempatnya berjauhan, jadi keluar masuk hutan, melewati sungai, sampai pantai,” kata Paulus.
Pria yang akrab disapa Paul ini mengatakan, kadang ia susah mencari sinyal komunikasi untuk mendapatkan akses internet demi mengupload berita ke kumparan. Kadang sinyal muncul, kadang tidak ada sama sekali.
Apalagi jika ia sudah berada di tengah pedalaman Papua. Paulus harus rela memanjat tebing yang lebih tinggi hanya untuk mendapatkan sinyal internet di sana.
“Saya pernah waktu itu liputan ke Pegunungan Petik Bintang dengan motor saat mau menulis tema wisata, jaraknya tuh hampir 100 kilometer dan ditempuh selama 4 jam. Di sana pun tidak ada jaringan komunikasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Paulus mengungkapkan, beberapa hari lalu ia sempat terjatuh ke jurang tak terlalu tinggi karena sedang mencari sinyal untuk mengirim beberapa beritanya ke kumparan. Saat itu, wilayah Sorong Selatan sedang mengalami gangguan sinyal komunikasi.
“Saya mencari beberapa tempat yang bisa diakses internet, mulai dari Kota Teminabuan hingga hutan. Tapi sayangnya nasib sial hari itu menimpa saya, ketika masuk hutan mencari sinyal internet, saya terperosok masuk ke dalam jurang,” kata Paulus.
Ilustrasi tebing di Papua Foto: pixabay
Beruntung, ia tak mengalami luka serius. Tak hanya permasalahan teknis, ia pun sering kali terkendala keamanan saat mencari berita malam hari atau ketika berada di pedalaman.
Paulus mengaku pernah bertemu dengan preman bersenjata tajam yang mabuk ketika melewati sebuah perkampungan. “Saya pernah lho bertemu orang mabuk yang suka memalak dengan senjata tajam. Biasanya saya bertemu di pinggiran kampung. Ya, saya cuma beri uang rokok saja, jadi saya bisa lewat,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Walau hal yang dilakukannya sering kali menantang maut, tapi baginya itu justru menyenangkan dan merupakan ‘bumbu’ dalam pekerjaannya tersebut. Ada kepuasan sendiri bagi Paulus untuk menulis berita, apalagi jika berita tersebut menjadi sebuah headline nasional.
“Bagi saya mengabarkan sesuatu baik, jadi tidak perlu takut dan banyak alasan. Karena bekerja dengan tulus untuk banyak orang pasti ada hikmahnya,” kata Paulus.
Ia berpesan untuk para jurnalis daerah, jangan pernah menyerah dan terus bersemangat mewartakan apa yang terjadi di lapangan seberat apapun rintangannya. Jika masih bisa dilewati, tak perlu mundur.
“Menurut saya, alasan keterbatasan sarana bukan jadi halangan. Tuhan itu tidak pernah menguji hambanya di luar keterbatasan ciptaannya. Jadi tetap semangat dan berjuang,” tutup Paulus.
ADVERTISEMENT