18,1 Persen Kantor di Jakarta Tak Laku Disewakan Selama 2018

9 Januari 2019 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung perkantoran di Jakarta. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung perkantoran di Jakarta. (Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Tingkat keterisian kantor yang ada di sentra bisnis DKI Jakarta selama tahun 2018 hanya 81,9 persen, atau turun 0,8 persen dibandingkan 2017. Temuan itu merupakan hasil riset Colliers International Indonesia. Artinya, ada 18,1 persen perkantoran di sentra bisnis Jakarta yang tak terisi alias tak laku disewakan.
ADVERTISEMENT
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyebut, permintaan kantor selama 2018 menurun. Hal itu dikarenakan banyak perusahaan yang memindahkan kantornya.
"Iya (karena memindahkan kantornya tak lagi di Jakarta). Selama 1 tahun kemarin turun 0,8 persen," ucapnya saat ditemui di Gedung WTC, Jakarta, Rabu (9/1).
Gedung perkantoran. (Foto: Sean Pollock/Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung perkantoran. (Foto: Sean Pollock/Unsplash)
Dia mengungkapkan, kantor yang ada di DKI Jakarta memiliki total luas 9,69 juta meter persegi. Selama 2018, penyewa aktif kantor tersebut ialah pemilik co-working space, perusahaan rintisan atau startup dan fintech.
"Harga sewa kantor terus turun sejak kuartal I-IV 2018, year on year turun 2,8 persen. Tahun depan kami perkirakan naik hingga 2 persen karena ada 15 gedung baru masuk," beber Ferry.
Selama 2018, tingkat keterisian perkantoran di Rasuna Said menjadi yang tertinggi sebesar 90,5 persen, atau naik 4,3 persen. Penurunan tertinggi terjadi di Mega Kuningan sebesar 3,3 persen menjadi 68,7 persen.
ADVERTISEMENT
"Ada 6 Central Business District (CBD) di Jakarta, yaitu Thamrin, Sudirman, Rasuna Said, Mega Kuningan, Gatot Subroto, dan Satrio," katanya.