3 Fakta Proyek Perluasan Bandara Komodo Dimenangkan Asing

27 Desember 2019 8:38 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Konsorsium PT Cardig Aero Services (CAS) Tbk, Changi Airports Services International Pte Ltd (CAI) dan Changi Airports MENA Ltd memenangkan tender lelang perluasan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Konsorsium perusahaan ini merupakan pemenang skema Kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) asing pertama, setelah mengalahkan dua konsorsium lainnya.
Kedua konsorsium yang dimaksud adalah Konsorsium Komodo yang beranggotakan PT Angkasa Pura II (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), Citilink Indonesia dan Muhibbah Engineering.
Lalu ada Konsorsium IWEG dengan anggota Egis, Wika Gedung, Interport, dan PGN Solution.
"Kami menetapkan Konsorsium PT Cardig Aero Services (CAS) Tbk dan Changi Airports Services International Pte Ltd (CAI) dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12).
Berikut fakta mengenai konsorsium asing pertama yang memenangkan KPBU Bandara Komodo:
Pengumuman pemenang tender pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo, NTT di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (26/12). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
1. Dipilih Karena Investasinya Terbesar
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, keputusan memilih Konsorsium CAS karena uang yang mereka investasikan paling besar. Selain itu, juga soal kompetensi Changi Airports di Singapura yang menjadi hub di Asia Tenggara.
Budi Karya menambahkan, selama ini Indonesia lemah dalam menarik investasi karena hub Asia Tenggara ada di Singapura. Harapannya dengan investasi Changi di Bandara Komodo bisa menarik turis yang selama ini berlibur di Singapura.
"Uang itu penting, tapi international competion itu lebih penting," ucapnya.
Investasi yang disodorkan Konsorsium CAS mencapai Rp 1,2 triliun, Cardig dan Changi akan memperluas landasan pacu dari sebelumnya 2.400 meter menjadi 2.750 meter. Perluasan landasan pacu akan dilakukan selama dua tahun ke depan.
Pengembangan Bandara Komodo juga bakal meningkatkan kapasitas penumpang dari saat ini hanya 600 ribu orang menjadi 4 juta orang selama 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Selama lima tahun ke depan, perusahaan akan mengeluarkan biaya operasional Rp 5,7 triliun. Konsorsium CAS akan menjadi pengelola bandara ini selama 25 tahun ke depan. Investor juga memberikan jaminan senilai Rp 5 miliar kepada pemerintah.
"Konsesinya 25 tahun, setelah itu aset dikembalikan ke pemerintah," kata Budi.
Presiden Direktur CAS Nurhadijono Nurjadi mengatakan, konsorsium bakal menggarap proyek ini tahun depan. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap negosiasi kontrak dan perpindahan tangan dari pengelola Bandara Komodo saat ini, PT Angkasa Pura I (Persero).
"Kurang lebih 6 bulan, tapi nunggu kontrak selesai. (Setelah itu) tergantung proses pendanaan dan kontrak, ada penyelesaian penandatanganan kontrak kerja sama, ini kan penunjukan setelah kita negosiasi," ucap dia.
Wisatawan menuju puncak Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT. Foto: Andari Novianti/kumparan
2. Dukung Labuan Bajo Jadi Bali Baru
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku senang dengan keberhasilan investasi asing ini. Sebab bisa menunjukkan Indonesia menjadi tempat berbisnis yang friendly.
Perluasan Bandara Komodo menjadi salah satu dari lima prioritas pemerintah agar lebih optimal dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai bagian dari 10 Bali baru.
KPBU ini tak menggunakan sepeser pun dana APBN. Sri Mulyani mengaku titik berat pemerintah dalam KPBU adalah aset negara yang dikerjasamakan.
"Kita harap transaksi ini bisa transparansi. Kami siap dukung proyek KPBU maupun sektor lainnya," kata dia.
Live on Boat menjadi salah satu pilihan saat melakukan Nomadic Tourism. Foto: Aria Sankhyaadi/kumparan
3. Ada 3 Bandara Lagi yang Ditawarkan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, selain Bandara Komodo, ada tiga bandara yang ditawarkan ke investor swasta, termasuk asing di dalamnya. Bandara tersebut adalah Kualanamu di Deli Serdang, Singkawang di Kalimantan Barat, dan Sam Ratulangi di Manado.
ADVERTISEMENT
"Jadi Bandara Kualanamu kami akan buka untuk investasi kerja sama seperti KPBU, Sam Ratulangi di Manado dan yang ketiga adalah Singkawang, mungkin dari China," kata Budi Karya.
Dia mengatakan, saat ini proses investasi Bandara Kualanamu sudah final, tinggal pra kualifikasi dalam waktu dekat. Kabarnya, investor dari Timur Tengah dan India tertarik.
Sedangkan Bandara Sam Ratulangi baru mulai melakukan suatu klarifikasi. Dibutuhkan kurang lebih 6 bulan pra kualifikasi.
Budi Karya menyebut, kebutuhan investasi untuk perluasan di Bandara Kualanamu sekitar Rp 4 triliun-Rp 5 triliun dan Bandara Sam Ratulangi Rp 2 triliun-Rp 3 triliun. Sementara investasi di luar bandara seperti kereta api Rp 7 triliun-Rp 10 triliun dan proving ground sekitar Rp 2 triliun.
ADVERTISEMENT
Proving ground adalah pengujian ban di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
"Terus banyak lintasan kereta di Sumsel, bahkan dari Korea sudah minat untuk investasi. Jadi ini adalah pecah telur. Oleh karena itu kami minta dukungan Bu Menteri Keuangan agar proses ini berjalan, tidak bergantung sama APBN dan mengembangkan di seluruh Tanah Air," ujarnya.
---
Ayo ikutan Harbolnas kumparan dan menangkan Umroh, iPhone 11, Motor Yamaha NMax, diskon 100% hanya untuk pembaca kumparan. Tertarik? buruan daftar di kum.pr/harbolnaskumparan