3 Hal Tentang Investasi di Indonesia, Peluang hingga Tantangan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, mengungkapkan berbagai persoalan dan peluang investasi yang dihadapi Indonesia.
Berikut iklim yang dirangkum kumparan:
Ekonomi Digital Jadi Masa Depan Investasi Langsung
Tom Lembong menyebut ekonomi digital akan menjadi sumber investasi langsung di dalam negeri. Menurut dia, investor asing saat ini sedang melirik sektor padat karya yang berbasis digital.
"Misalnya seperti pariwisata, gaya hidup, dan e-commerce," katanya saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Kamis (17/10).
E-commerce juga dinilai mampu menciptakan tenaga kerja dan mengubah yang tadinya berada di sektor informal, menjadi sektor formal. Salah satu yang dia sebut adalah Gojek dan Grab.
"Gojek dan Grab sekarang pungut pajak pertambahan nilai (PPN) dari ratusan ribu pengemudi, perkiraannya mereka bayar hingga Rp 4-Rp 5 triliun per tahun yang disetor ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP)," katanya.
ADVERTISEMENT
Investasi Baru dari China Akan Masuk ke Indonesia
Thomas Lembong menyebut saat ini iklim investasi Vietnam sedang menunjukkan kejenuhan. Sehingga perusahaan China yang tadinya merelokasi pabrik ke Vietnam, sangat mungkin memindahkan perusahaannya ke Indonesia.
Thomas mengatakan, laporan menunjukkan terjadi kenaikan tajam upah tenaga kerja, harga tanah yang naik tajam, dan polusi udara semakin tinggi di Vietnam. Dia optimistis relokasi investasi sektor manufaktur di Indonesia cukup menjanjikan.
"Ada tanda-tanda still over dan saya pun melihat ada manfaatnya, tapi kita perlu bergerak berhati-hati dan cermat. Kita mau merelokasi pabriknya tapi tidak polusinya," katanya.
Peluang Investasi Belum Didukung Infrastruktur Memadai
Peluang-peluang investasi yang disampaikan Thomas Lembong ini, sayangnya tak didukung dengan infrastruktur yang memadai. Salah satunya jaringan internet yang lambat dan berkualitas buruk.
ADVERTISEMENT
Hal ini, katanya, berdampak pada sistem perizinan online terintegrasi (OSS) yang masih berantakan. Menurut dia, OSS adalah salah satu upaya pemerintah yang paling ambisius, tetapi memiliki potensi yang berdampak luas.
"Harus kami akui peluncurannya cukup berantakan dan sekarang pun masih banyak kesulitan, ini tantangan dari OSS," katanya.
Thomas berharap ke depan, sistem seperti ini harus tetap dibangun. Alasannya, dengan perkembangan bisnis global yang semakin go digital, tidak mungkin Indonesia tidak mengelektronifikasi semua perizinan.