news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

3 Perusahaan Listrik Singapura Setop Usaha Gara-gara Indonesia, Ini Persoalannya

19 Oktober 2021 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Merlion Park. Foto: Rivan Dwiastono/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Merlion Park. Foto: Rivan Dwiastono/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga perusahaan listrik di Singapura menyetop usaha mereka. Penyebabnya ialah lonjakan harga dan kurangnya pasokan gas yang menjadi energi utama untuk pembangkit listrik. Indonesia adalah pemasok utama gas ke Singapura, yakni melalui pipa West Natuna. Lantas mengapa harga gas dari Indonesia jadi mahal?
ADVERTISEMENT
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko menjelaskan, lonjakan harga gas terjadi akibat tingginya permintaan dunia saat ini. Juga karena kendala di fasilitas hulu migas, yakni adanya planned shutdown. Maka terjadi kekurangan pasokan.
"Pemanfaatan gas bumi melalui pipa gas, sebagian gas pipa ada yang kita ekspor dan sebagian domestik. Sampai 2021 ini gas dan pasokan balance. Tapi September 2021 ini diperkirakan masih ada selisih kurang supply. Total kebutuhan yang ada hampir 4.000 BBTU tapi pasokannya di Oktober 2021 hanya 3.880 BBTU," jelas Arief dalam diskusi virtual SKK Migas, Selasa (19/10).
Tingginya permintaan dan hambatan dari sisi produksi membuat harga gas melambung. "Sehingga menambah 'kelangkaan' atau shortage, makanya harganya (gas di pasar spot) bisa 30 USD per MMbtu," lanjutnya.
Ilustrasi Bendera Singapura. Foto: Shutter Stock
Lonjakan harga ini tentu berdampak positif bagi Indonesia sebagai pemasok. Tapi tidak untuk Singapura.
ADVERTISEMENT
Diketahui 3 perusahaan Singapura yang tutup yakni Ohm Energy yang menyetop usahanya sejak Jumat (15/10). Ohm Energy merupakan perusahaan ketiga yang menghentikan operasinya. Dua lainnya, yakni iSwitch Energy dan SilverCloud Energy, sudah lebih dulu mengambil langkah serupa.
iSwitch Energy selama ini merupakan pemasok listrik swasta terbesar di Singapura. Sedangkan SilverCloud Energy, melayani segmen pelanggan listrik di bangunan komersial, industri, dan perumahan.
Ilustrasi lalu lintas di Singapura. Foto: AFP/ROSLAN RAHMAN
“Ada juga pembatasan gas alam yang dipasok dari perpipaan West Natuna dan rendahnya tekanan gas yang dipasok dari Sumatera Selatan,” kata Otoritas Pasar Energi (Energy Market Autorithy/EMA) Singapura.
Deputi Operasi SKK Migas, Julius Wiratno, mengakui sempat ada pengurangan pasokan gas karena planned shutdown di lapangan Gajah Baru. Selain itu pada Juli juga ada gangguan pasokan dari lapangan migas Anoa.
ADVERTISEMENT
Hal ini menyebabkan produksi gas di Natuna turun 27,5 persen dari puncak sebelumnya menjadi 370 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).