3 Target SKK Migas dan Kementerian ESDM di Sektor Hulu Migas

21 Oktober 2021 21:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
ADVERTISEMENT
Tak hanya bicara soal keuntungan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) RI mengumumkan tiga target industri hulu migas dalam upayanya untuk memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan, target-target ini bentuk upaya untuk menciptakan ekosistem industri hulu migas yang tidak hanya berperan sebagai penghasil profit, tetapi sebagai lokomotif penggerak ekonomi nasional. Hal ini tercatat dalam rencana strategis dalam program Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0.
“Kementerian ESDM mengharuskan ada tiga goals, yang pertama produksi, multiplier effect dari hulu ke hilir, hingga upaya perlindungan lingkungan yang banyak dibahas sekarang carbon reduction,” sebut Dwi dalam jumpa pers Forum Kapasitas Nasional 2021, Kamis (21/10).
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Foto: Dok. SKK Migas
Lantas, apa saja tiga target dalam rencana strategis IOG 4.0 ini?
1. Optimalisasi Produksi: 1 Juta BOPD, 12 BCFPD
Pada target yang pertama, SKK Migas dan Kementerian ESDM merencanakan untuk mendukung proses produksi semaksimal mungkin. Sebagaimana yang ada dalam visi dan ambisi SKK Migas menuju 2030, yakni produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik per hari (BCFPD).
ADVERTISEMENT
“Yang pertama adalah upaya optimalisasi produksi dan juga lifting. Ini seperti yang tercatat dalam visi kita untuk 2030, yakni 1 juta BOPD dan 12 BCFPD. Ini harus dimaksimalkan untuk pertumbuhan dan pemulihan ekonomi sampai seterusnya, sampai tercapai,” jelasnya.
2. Efek Berganda (Multiplier Effect)
Berdasarkan hasil studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), setiap pembelanjaan atau investasi kepada industri hulu migas Indonesia ternyata dapat menghasilkan efek berjangka; ternyata menciptakan dampak positif bagi perkembangan ekonomi di sektor tetangga.
“Kedua terkait multiplier effect, kita sudah melakukan riset melalui LPEM UI, setiap investasi USD 1 juta akan menciptakan multiplier. Pada banyak spektrum dan lintas sektor,” tutur Dwi.
Atas pembelanjaan atau investasi USD 1 juta pada hulu migas menghasilkan efek berganda. Mulai dari peningkatan economic output hingga USD 1,6 juta, tambahan gross domestic product (GDP) sebesar USD 0,75 juta, bahkan hingga tambahan lapangan pekerjaan bagi 100 orang.
ADVERTISEMENT
3. Kepedulian terhadap Keberlanjutan Lingkungan
Sedangkan untuk goal yang terakhir, SKK Migas dan Kementerian ESDM juga ingin industri hulu migas dapat bekerja secara berkelanjutan, serta menjaga kelestarian lingkungan sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
“Berdasarkan Paris Agreement, kita harus mengurangi 41 persen emisi CO2 dengan bantuan global, serta 29 persen atas tenaga dan resources kita sendiri. Sebagai industri yang tak hanya berorientasi pada profit atau pencarian keuntungan, SKK Migas juga mengutamakan keberlangsungan lingkungan dan low carbon development initiative,” pungkasnya.