5.000 Warteg di DKI Tutup Akibat Pandemi, Bakal Bertambah saat PPKM Naik Lagi

5 Januari 2022 15:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menyantap makan pagi di salah satu warteg di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyantap makan pagi di salah satu warteg di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Usaha warung Tegal atau warteg di DKI Jakarta terancam bakal tutup lagi. Kembali naiknya PPKM di Ibu Kota ke level dua bikin pengusaha warteg was-was.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut lantaran sebagian besar warung baru saja kembali buka sejak kebijakan pengetatan sudah dilonggarkan. Kini pemerintah kembali menarik rem mengantisipasi ledakan kasus COVID-19 terutama varian Omicron.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, pemulihan sektor usaha makanan yang baru saja berjalan kini terancam akan terpuruk lagi.
"Kita mengharapkan 2022 itu mulai bangkit lah, mulai pulih. Tapi kalau kondisinya begini, kita tiarap lagi," ujar Mukroni kepada kumparan, Rabu (5/1).
Kebijakan PPKM level 2 menuntut adanya pembatasan jam tutup warteg menjadi hanya sampai pukul 21.00 WIB. Selain itu, berlaku juga pembatasan pengunjung maksimal 50 persen serta jam makan menjadi satu jam paling lama.
Menurut Mukroni, saat ini sebanyak 5.000 warteg di DKI Jakarta terpaksa tutup lantaran tak sanggup melanjutkan operasional.
ADVERTISEMENT
"Ada yang tutup baru-baru ini karena tidak mampu memperpanjang (kontrak warung). Di bawah 50 persen, ada 5 ribuan yang tutup," jelas Mukroni.
Jumlah warteg yang tidak beroperasi tersebut memang jauh berkurang dibandingkan kondisi awal pandemi. Di mana saat itu sebanyak 20 ribu warteg terpaksa menutup usahanya.
Kendati demikian, bila kebijakan PPKM level 2 bertahan lama atau bahkan naik, ia khawatir warung yang tutup bakal kembali bertambah banyak.
"Ini kita lihat perkembangannya apakah level 2 akan bertahan dan turun atau malah naik lagi," tutur Mukroni.