6 Holding BUMN Ditargetkan Terbentuk Tahun Ini

30 Januari 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN menargetkan pada tahun ini ada enam holding perusahaan pelat merah yang akan terbentuk. Seluruh holding tersebut terdiri dari 6 sektor perusahaan yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan dalam waktu dekat, dua holding bakal rampung yaitu holding BUMN infrastruktur dan holding BUMN perumahan.
"Yang paling utama bulan ini saya harapkan adalah infrastruktur sama perumahan selesai di Februari 2019," kata Rini saat ditemui di Mandiri Invesment Forum 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1).
Sektor lain yang bakal digabung menjadi satu adalah holding BUMN asuransi, jasa keuangan atau perbankan, pelabuhan, dan industri strategis. Untuk industri strategis, merupakan holding perusahaan yang bergerak di bidang pertahanan negara.
Perusahaan yang dimaksud di antaranya PT PAL dan PT Pindad. Rini belum bisa menjelaskan secara detail. Tapi dia berharap keempat holding tersebut bisa terbentuk pada Mei 2019.
ADVERTISEMENT
"Ada (holding pertahanan). Enggak semuanya April. Bulan Mei saya harapkan selesai. Kalau perbankan, itu juga bulan Mei," jelasnya.
Ke depannya, selain enam holding tersebut, Rini juga berambisi untuk menyatukan berbagai perusahaan pelat merah yang serupa. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan bisa berjalan efektif, efisien, dan berkembang lebih besar.
Menteri Rini Soemarno saat Konferensi IFF 2018 di Hotel Conrad, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Rini Soemarno saat Konferensi IFF 2018 di Hotel Conrad, Bali. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
Saat ini ada 114 perusahaan BUMN yang terdiri dari 16 sektor. Beberapa di antaranya sudah lebih dulu terbentuk seperti holding perusahaan hutan, minyak dan gas, dan pertambangan.
Tapi Rini menginginkan agar perusahaan negara tidak diurus oleh birokrat. Dia lebih suka perusahaan yang berada di bawah kendali kementeriannya dijalankan oleh pihak profesional.
Alasannya karena mereka dianggap lebih kompeten sehingga bisa mengelola perusahaan dengan baik. Dengan begitu, banyak pihak yang mau berinvestasi pada perusahaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tadi saya minta maaf, kalau kita ngomongin memanage korporasi ya lebih baik di-manage oleh professional people bukan birokrat sehingga investor lebih confident karena mereka berbicara di level yang sama," jelasnya.