6 Rekomendasi Bank Dunia untuk Pemerintah di Tengah Pandemi Corona

31 Maret 2020 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Pusat Bank Dunia (World Bank). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Bank Dunia memberikan enam rekomendasi agar ekonomi di negara berkembang kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, bisa bertahan di tengah pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan ekonomi regional di kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi April 2020, Bank Dunia mengimbau negara-negara di kawasan ini harus bertindak cepat, kooperatif, dan dalam skala yang besar untuk menghadapi COVID-19.
Dari enam rekomendasi tersebut, Bank Dunia menempatkan sektor kesehatan di urutan nomor satu dan dua. Barulah di urutan selanjutnya untuk sektor fiskal, moneter, hingga perdagangan dan kerja sama internasional.
Berikut enam rekomendasi Bank Dunia seperti dikutip kumparan, Selasa (31/3):
1.Sesuaikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi makro
Staf medis Indonesia ikut serta dalam tes massal untuk virus corona COVID-19 di stadion Patriot di Bekasi. Foto: AFP/REZAS
Untuk mencegah penyebaran virus corona, pemerintah di sejumlah negara mengambil langkah-langkah pengendalian, seperti lockdown dan larangan bepergian untuk meratakan kurva pandemi.
Secara paralel, untuk mengurangi dampak ekonomi yang merugikan, pemerintah mengambil langkah-langkah moneter, fiskal, dan struktural untuk meratakan kurva resesi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, investasi awal di bidang kesehatan juga dibutuhkan sebagai tindakan pencegahan ketika virus menyerang.
“Negara-negara seperti Singapura dan Korea adalah contoh negara yang memetik hasil dari investasi awal yang baik di bidang kesehatan, sehingga mampu melakukan pengujian (testing), pelacakan (tracking), dan karantina secara cepat dan dalam jumlah yang masif,” tulis laporan tersebut.
2. Segera tingkatkan kapasitas perawatan dan kesehatan
Petugas medis memeriksa kesiapan alat di ruang ICU Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3). Foto: ANTARA FOTO/Kompas/Heru Sri Kumoro
Rekomendasi ini dinilai penting untuk memenuhi kemungkinan permintaan luar biasa pada periode pandemi yang berkepanjangan.
Bank Dunia juga merekomendasikan agar tempat tidur yang bisa digunakan di rumah sakit diubah untuk penggunaan ICU.
Tak hanya itu, Bank Dunia juga merekomendasikan penyediaan alat tes dan perawatan kepada masyarakat miskin secara gratis atau bersubsidi.
ADVERTISEMENT
“Langkah-langkah inovatif mungkin juga diperlukan seperti mengubah tempat tidur rumah sakit biasa untuk penggunaan ICU dan melakukan pelatihan bagi tenaga kerja untuk melakukan perawatan kesehatan dasar.
Selanjutnya, memastikan akses yang memadai bagi masyarakat miskin mungkin memerlukan penyediaan pengujian (testing) dan perawatan gratis atau bersubsidi.
3.Sesuaikan kebijakan fiskal dan moneter
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Bank Dunia menilai, memperluas kebijakan ekonomi makro tidak dapat meningkatkan produksi dan lapangan pekerjaan, selama pekerja diwajibkan untuk tinggal di rumah.
Sebaliknya, langkah-langkah fiskal harus mendukung respons terkait kesehatan masyarakat, memberikan perlindungan sosial untuk meredam guncangan, terutama bagi mereka yang paling rentan secara ekonomi.
“Misalnya, subsidi untuk pembayaran dan pengeluaran untuk perawatan kesehatan dapat mengurangi tekanan finansial rumah tangga dan membantu mendukung program penanganan,” tulis laporan tersebut.
ADVERTISEMENT
Jaring pengaman yang diperluas juga dapat memberikan pertolongan sementara bagi keluarga yang penghasilannya terkena dampak buruk dari pandemi tersebut.
Pemberian makanan dan dukungan lain kepada siswa selama penutupan sekolah juga perlu dilakukan.
Dukungan kepada pekerja untuk mengintegrasikan dirinya kembali ke dalam ekonomi setelah pandemi mereda. Hal ini akan memastikan bahwa dampak ekonomi jangka pendek tidak akan berlanjut ke dalam kerugian jangka panjang.
“Selanjutnya, suntikan likuiditas dapat membantu perusahaan bertahan dalam bisnis dan menjaga hubungan yang bermanfaat dengan Rantai Nilai Global (GVC),” tulisnya.
4. Permudah Akses Kredit
Petugas teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sedang menghitung uang sebanyak lima puluh juta rupiah di Jakarta pada Kamis, (19/12). Foto: Dok. BNI
Di sektor keuangan, kemudahan akses kredit untuk rumah tangga bisa menjaga daya beli atau tingkat konsumsi di tengah pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga perlu mempermudah akses ke likuiditas bagi perusahaan untuk membantu mereka bertahan dari guncangan ekonomi saat ini.
Di saat yang bersamaan, pemerintah juga harus tetap melakukan pengawasan agar tidak terjadi masalah di sektor keuangan.
5. Kebijakan perdagangan tetap terbuka
Untuk mempertahankan pasokan di dalam negeri, sejumlah negara melakukan pembatasan ekspor produk medis. Padahal langkah tersebut dinilai merugikan semua negara, terutama yang lebih lemah.
6. Tingkatkan kerja sama internasional
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
Bank Dunia merekomendasikan semua negara untuk meningkatkan kerja sama internasional dan mengembangkan kemitraan swasta-pemerintah, khususnya untuk memastikan pasokan produk medis.
“Semua negara harus menyadari bahwa selain aksi nasional yang berani, peningkatan kerja sama internasional adalah vaksin yang paling efektif melawan ancaman besar ini,” tulis laporan Bank Dunia.
ADVERTISEMENT
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!