7 Investor Asing Mau Masuk Indonesia, Kawasan Industri Batang Dikebut

7 Juli 2020 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Gringsing, Batang, Jawa Tengah.  Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Gringsing, Batang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Pemerintah terus mengebut pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Apalagi, sudah ada 7 investor asing yang tertarik masuk ke kawasan yang sudah ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (30/6) ini.
ADVERTISEMENT
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) langsung menindaklanjuti arahan Jokowi terkait pengembangan KIT Batang diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Kepala BKPM sudah bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas rencana dan langkah konkretnya.
Rencananya dalam pekan ini masterplan KIT Batang akan diselesaikan dan akan dibagi ke dalam 2 tahap pengembangan. Tahap 1 adalah pengembangan 450 hektare lahan, kemudian tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare.
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Gringsing, Batang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto
Untuk upaya percepatan ini, telah dibentuk tim kecil yang terdiri dari berbagai pihak di antaranya BKPM, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perindustrian, PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Jasa Marga dan PT Waskita Toll Road.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad menyampaikan, pihaknya siap mendukung upaya pemerintah menyediakan lahan-lahan yang potensial untuk investor. Ia menjelaskan dengan adanya tim kecil itu bisa mempercepat proses kajian dan penyiapan lahan.
Novel Arsyad mengungkapkan, pengembangan KIT Batang ini ini akan mengusung konsep ‘The Smart & Sustainable Industrial Estate’.
“Konsep pengembangan tersebut memiliki 3 (tiga) Basic Principles (Smart Society, Smart Environment & Infrastructure serta Smart Economy) dan 2 (dua) Design Intervention (Smart Experience dan Smart Planning). Pengembangan Kawasan Industri Batang dibagi menjadi 3 (tiga) zonasi, yaitu Zona Industri Ringan & Sedang, Zona Inovasi & Ekonomi Kreatif serta Zona Manufaktur & Logistik," ujar Novel Arsyad melalui keterangan tertulis dari BKPM, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
KIT Batang ditargetkan untuk menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah. Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.
KIT Batang akan dikembangkan sesuai klaster industri, bukan berdasarkan asal negara. Tentunya ini sesuai dengan asas efektifitas dan efisiensi ekonomi untuk memudahkan penyediaan fasilitas pendukung. Di samping itu, sesuai arahan Presiden Jokowi, KIT Batang harus mengalokasikan minimal 5 persen dari luas lahan untuk klaster Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperkuat keberadaan rantai pasok dalam areanya.
Sampai saat ini, BKPM mencatat total nilai investasi dari 7 perusahaan yang relokasi sebesar USD 850 juta (sekitar Rp 11,9 triliun) dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 30.000 orang. Selanjutnya BKPM akan terus melakukan pendekatan secara agresif kepada 17 perusahaan yang sudah berniat relokasi.
ADVERTISEMENT