Accelerator Beberkan Kondisi Startup Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

24 November 2022 17:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi startup. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi startup. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyediakan wadah kolaborasi dan akselerator bagi perusahaan rintisan atau startup di Indonesia. Adapun BCA mendorong pertumbuhan dan inovasi ekosistem startup digital Indonesia melalui SYNRGY Accelerator.
ADVERTISEMENT
EVP Corcomm & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, mengungkapkan pihaknya mendukung para startup untuk melakukan akselerasi.
"Kami support mereka untuk akselerasi sebagai akselerator," ujar Hera dalam Demo Day SYNRGY di The Manhattan Square Jakarta, Kamis (24/11).
Dia tak memungkiri bahwa kondisi makro ekonomi Indonesia tengah mengalami ketidakpastian. Bahkan, resesi juga disebut-sebut akan kembali mewarnai ekonomi dunia pada tahun depan.
Perekonomian global dihadapkan pada ancaman inflasi dan stagflasi yang dapat menurunkan daya beli hingga meningkatkan angka pengangguran. Situasi ini disebut bisa membuat ekonomi tahun depan akan lebih gelap.
"Saat ini memang tentu kita tahu bahkan seperti Presiden termasuk Ibu Sri Mulyani menyampaikan tahun depan sangat challenging. Ada potensi resesi, stagflasi, kenaikan suku bunga acuan, Fed Funds Rate, krisis energi dan krisis pangan. Itu tentu tahun yang tidak mudah," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Indonesia, sambungnya, sebagai negara yang tanpa batas (borderless), pasti akan mendapatkan efek. Namun, sejauh ini data fundamental ekonomi Indonesia relatif lebih baik.
"Kita optimistis bahwa tahun depan meski penuh tantangan tapi menurut kami tahun yang tetap membuka potensi dan menjanjikan untuk para startup," imbuh Hera.
EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn di Wisma BCA Foresta, Tangerang, Kamis (16/6/2022). Foto: Galang/kumparan
Ia menilai adanya kemudahan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tentu akan membuat startup semakin berkembang pesat dan berpotensi.
Adapun total penduduk Indonesia berjumlah 277,7 juta orang pada Januari 2022, di mana dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan keempat di dunia dapat diisi pelaku startup dari anak bangsa sendiri.
Hera melihat bahwa sejatinya bisnis akan selalu ada siklus naik dan turun. Meski begitu, yang terpenting adalah adanya orang yang mampu untuk back to fundamental.
ADVERTISEMENT
"Kalau namanya bisnis orang akan lihat seperti apa bottom line, mereka berinisiasi dan juga beradaptasi dengan dinamika yang terjadi. Saya pikir hal yang sangat wajar sekali dalam sebuah bisnis," tutur dia.
Ia juga bersimpati dengan kondisi startup yang saat ini banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hera percaya para talent yang mengalami PHK adalah orang yang terbukti memiliki kualifikasi baik.
"Kita tentu sangat simpati untuk para teman-teman yang mungkin saat ini mendapatkan layoff dari perusahaan-perusahaan," ujarnya.