Ada 4 BPR Bangkrut di Awal Tahun, LPS dan OJK Buka Suara

20 Februari 2024 17:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa dengan Nasabah BPR KRI Sudiro di Indramayu, Rabu (25/10/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa dengan Nasabah BPR KRI Sudiro di Indramayu, Rabu (25/10/2023). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah Bank Perekonomian Rakyat (BPR) mengalami kebangkrutan di awal tahun. Totalnya ada empat yakni BPR Wijaya Kusuma di Madiun, BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda), BPR Usaha Madani Karya Mulia dan BPR Pasar Bhakti.
ADVERTISEMENT
Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa bilang, pihaknya akan membayar klaim simpanan nasabah di BPR gagal itu. Bahkan, dia berani menjamin 50 persen dan nama masyarakat akan kembali dalam waktu 2 minggu hingga 3 minggu.
“Begitu dikasih ke kita dalam 2-3 minggu 50 persen dana masyarakat sudah balik jadi masyarakat gak usah takut. Uangnya (LPS) masih banyak, ada Rp214 triliun sekarang, naik terus,” kata Purbaya kepada awak media di Hotel St.Regis, Selasa (20/2).
Sayangnya, Purbaya tak dapat memproyeksi berapa jumlah BPR yang akan tumbang di tahun ini. Dia mengatakan, rata-rata ada tujuh BPR yang bangkrut setiap tahunnya.
“Kalau kita lihat sebelum krisis, 2019 ke sana rata-rata setahun tuh enam sampai tujuh BPR jatuh. Sekarang mungkin masih ada tapi saya enggak prediksi dan enggak mengharapkan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Dewan Komisioner OJK Pengawas Perbankan, Dian Ediana Rae menjelaskan nasib BPR usai pemerintah mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Dian menjelaskan UU PPSK memberikan mandat yang tidak jauh berbeda antara bank umum dan BPR. Dia bilang, BPR boleh melantai di bursa jika memenuhi persyaratan dan boleh mengikuti sistem pembayaran.
"Kita perlu upaya ekstra mempersiapkan BPR untuk betul-betul siap memegang mandat baru," kata Dian.
Dian mengatakan, OJK akan fokus pada perlindungan investor ketika BPR melantai di BEI. Dengan memperkuat segala aspek tata kelola, sumber daya manusia (SDM) dan lain sebagainya.
"Secara umum kinerja BPR bagus bahkan terus tumbuh dan bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat UMKM. Tahun ini ada peningkatan BPR yang ditutup kalau tidak bisa diselamatkan tapi itu kepentingan jangka panjang agar bisa jadi lembaga yang dipercaya dan bisa diandalkan," tegasnya.
ADVERTISEMENT