Ada Ancaman Krisis Pangan, Apa yang Harus Dilakukan RI?

20 Juni 2022 19:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bustanul Arifin. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bustanul Arifin. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Konflik antara Rusia dengan Ukraina dan dampak pandemi COVID-19 berakibat pada timbulnya ancaman krisis pangan. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bustanul Arifin, menilai Indonesia perlu melakukan transformasi pangan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, dia menilai transformasi sistem pangan ini belum banyak dikenal di Indonesia. Menurutnya, transformasi sistem pangan ini tak hanya soal swasembada dan ketahanan pangan saja.
“Sistem pangan lebih luas dari itu, lebih luas. Bahkan dari sistem input, sistem produksi, distribusi sampai kepada konsumsi,” kata Bustanul kepada kumparan di Gedung DPR RI, Senin (20/6).
Untuk menuju ke sana, menurutnya, perlu ada sistem produksi yang berkelanjutan. Sementara di Indonesia hal itu belum bisa diwujudkan.
“Kita kadang hajar saja untuk produksi padi, ternyata penggunaan pupuk kimia berlebih, pestisida berlebih. Kita hajar terus untuk CPO ternyata keberlanjutannya bermasalah,” kata dia.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan, Bustanul mengatakan saat ini Pemerintah Indonesia harus bisa berpikir secara komperhensif. Misalnya dengan mulai melakukan subtitusi komoditas-komoditas yang harganya melejit.
ADVERTISEMENT
“Apakah sorgum bisa jadi alternatif tepung gandum yang naik 3 kali lipat karena perang, itu perlu waktu tapi langkah awal perlu dimulai,” ujarnya.
Namun dalam upaya subtitusi tersebut, dia menegaskan bahwa off takernya atau penjamin komoditasnya juga harus diperhatikan. Sebab, ketika kebutuhan itu sudah tinggi dan banyak petani yang memproduksi, makaakan timbul masalah apabila penyerapan produksinya tidak masif.
Bustanul berspekulasi apabila memang krisis pangan terjadi di Indonesia, peran bantuan sosial dari pemerintah menjadi hal yang tak bisa tergantikan. Menurutnya bantuan sosial terbukti ampuh ketika terjadi pandemi COVID-19 lalu.
“Baru yang terakhir logistik, logistik itu yang sepertinya perlu dibenahi lagi. Ini jarang orang membahasnya secara komperhensif,” pungkas Bustanul.