Ada BUMN yang Bikin Jokowi Malu sama Perdana Menteri India, Siapa yang Dimaksud?

18 Oktober 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo  (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam pertemuan dengan 20 Direktur Utama BUMN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (14/10), Presiden Jokowi mengaku kadang-kadang malu ketika sudah membuka pintu investasi tapi tidak direspons BUMN. Padahal potensi investasi Indonesia sangat besar, mencapai ribuan triliun.
ADVERTISEMENT
“Kadang-kadang saya suka malu sudah bukain pintu (investasi) tapi enggak ada respons ke sana. Banyak sebetulnya, tapi kita sendiri tidak pernah merespons. Sudah buka pintu tapi enggak ada respons apa-apa, ya, bagaimana," kata Jokowi dikutip kumparan, Sabtu (16/10).
Salah satu negara yang tawaran investasinya tidak direspons Indonesia adalah India. Padahal, Perdana Menteri Narendra Modi sudah mengirim tim ke Indonesia dan sudah berbicara berkali-kali kepadanya.
“Sampai sudah bertanya dua kali kepada saya. Sudah sampai kirim tim ke sini, masih enggak ada tindak lanjut. Ini ada apa?" katanya.

Pertemuan Jokowi dan Narendra Modi soal Investasi

Berdasarkan penelusuran kumparan, Jokowi dan Perdana Menteri India Narendra Modi melakukan pertemuan di Hyderabad House, New Delhi, pada 12 Desember 2016. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengundang para pengusaha India untuk berinvestasi di bidang farmasi, IT, dan otomotif.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, hal yang menjadi prioritas penjajakan kerja sama dengan India adalah pengadaan bahan baku obat. Sebab, Indonesia selama ini masih impor bahan baku farmasi dari India.
"Yang kita lakukan adalah mendorong India untuk berinvestasi di bidang bahan baku obat di Indonesia," kata Retno saat itu.
Jokowi Terima Kedatangan PM Modi dari India Foto: Yudhistira Amsal/kumparan
Jokowi dan Narendra Modi kembali bertemu di Istana Negara, Jakarta, pada 30 Mei 2018. Kedua negara sepakat melakukan kerja sama pengembangan industri farmasi dan pengawasannya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan kerja sama itu bertujuan untuk menciptakan kemandirian obat, terutama untuk obat-obat industri di dalam negeri yang belum siap diproduksi.
“Inginnya kan investasi, kemudian transfer teknologi. Tapi tentunya kita berikan awalnya ekspor. Kan ada peraturan ekspor dua tahun, setelah itu ada kesepakatan untuk bangun pabrik di sini,” kata Penny.
ADVERTISEMENT
Terkait kerja sama dengan India, dia mengakui bahwa industri obat herbal India cukup maju sehingga kerja sama tersebut memiliki potensi yang besar untuk memajukan industri obat herbal di Indonesia.
Sejumlah jenis obat dengan spesifikasi obat generik hingga obat yang diproduksi dengan teknologi tinggi bisa dengan mudah diproduksi dengan adanya kerja sama antara Indonesia dan India.

Siapa BUMN yang Disindir Jokowi Bikin Malu?

Perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang farmasi adalah Holding BUMN Farmasi, dengan Bio Farma sebagai induk holding. Sedangkan anggota holding ini adalah PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.
Pertumbuhan Industri Farmasi Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Tujuan dari pembentukan holding farmasi ini adalah untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk, dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi.
ADVERTISEMENT
Pada awal 2017, Kimia Farma melakukan penjajakan kerja sama dalam bentuk Joint Venture dengan perusahaan farmasi India. Kerja sama tersebut untuk menambah fasilitas produksi baru yang memproduksi bahan baku khusus produk yang termasuk dalam ethical.
Produk ethical adalah obat-obatan yang memerlukan resep dokter dokter untuk membelinya. Obat dengan jenis ini juga termasuk yang biasa dimasukkan ke rumah sakit atau apotek yang tersebar di seluruh Indonesia.