Ada Larangan Mudik, Pelaku Usaha Rest Area Merana

12 Mei 2021 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemudik antre menunggu hasil usai mengikuti tes cepat (rapid test) antigen di Rest Area Tol KM 379 A, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik antre menunggu hasil usai mengikuti tes cepat (rapid test) antigen di Rest Area Tol KM 379 A, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kebijakan larangan mudik membuat sebagian pelaku usaha menderita. Pasalnya, lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk meraup pundi-pundi rupiah.
ADVERTISEMENT
Pelaku usaha rest area menjadi salah satu dari sekian bisnis yang menderita. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rest Area Indonesia (Aprestindo) R. Widie Wahyu GP menyampaikan, pada lebaran tahun ini omzetnya turun hingga 90 persen karena sepinya pengunjung.
“Traffic turun sampai 90 persen terutama mobil kecil, terutama tol trans Jawa dan trans Sumatera,” katanya kepada kumparan, Rabu (12/5).
Widie mengungkapkan, saat ini para pelaku usaha kecil dan menengah hanya mengandalkan pemasukan dari truck-truck angkut barang untuk bisa tetap mendapat pemasukan di tengah beban operasional yang tetap berjalan.
Suasana Rest Area Terlengkap Jalur Tol Semarang-Batang. Foto: Dok. Istimewa
“Untuk Omzet penjualan BBM rata-rata Rest Area Turun 80-90 persen, masih ketolong ada truck yang jalan,” jelasnya.
Tahun ini benar-benar menjadi pukulan berat bagi Widie dan pelaku usaha lainnya. Ia juga masih terbebani dengan pembayaran tunjangan hari raya bagi pegawainya.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk menyiasati kondisi yang sepi, Widie memaksimalkan pemasukan dari rest area yang masih ramai. Ia merinci beberapa rest area yang masih ramai yaitu Rest Area di kawasan Jabodetabek, lalu ruas Tol Jagorawi Km 10, ruas Tol Cikampek Km 6, Ruas Tol JKT Tangerang Km 13,5 dan Km 14.
“Selain itu semua sepi,” jelasnya.