Ada Optimisme di Balik Resesi RI, Rupiah Diperkirakan Menguat

26 September 2020 18:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan kembali menguat pada awal pekan depan. Hal ini karena adanya sentimen positif dari pernyataan pemerintah mengenai resesi dan aturan vaksinasi yang tengah disiapkan.
ADVERTISEMENT
“Dalam perdagangan minggu depan, tepatnya di hari Senin, mata uang rupiah kemungkinan masih akan menguat walaupun tipis antara 5-30 poin di level Rp 14.850-14.900 per dolar AS,” ujar Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Sabtu (26/9).
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (25/9), rupiah ditutup menguat 17,50 poin atau 0,12 persen ke level Rp 14.872 per dolar AS. Sebelumnya, mata uang Garuda ini mengawali pergerakannya di zona merah pada level 14.981,50 per dolar AS.
Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di hari yang sama, rupiah menyentuh posisi Rp 14.951 per dolar AS, terdepresiasi 2 poin dari posisi Rp 14.949 pada, Kamis (24/9).
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyebut saat ini Indonesia sudah memasuki resesi. Perlambatan ekonomi menurutnya sudah terlihat di kuartal I tahun ini.
Febrio Kacaribu saat dilantik sebagai Kepala BKF oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Jumat (3/4). Foto: Dok. Kemenkeu RI
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun ini sekitar 5 persen. Namun di kuartal I 2020 pertumbuhannya melambat 2,97 persen dan anjlok menjadi minus 5,32 persen di kuartal II.
ADVERTISEMENT
Untuk kuartal III, Febrio memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9 persen hingga 1 persen. Sehingga menurutnya, Indonesia sudah mengalami resesi.
Merespons tersebut, Ibrahim mengatakan bahwa masyarakat harus tetap optimistis dan membantu pemulihan ekonomi di kuartal IV. Apalagi, di saat yang bersamaan pemerintah menyebut tengah menyiapkan aturan vaksinasi.
“Walaupun terjadi kontraksi tapi tidak terlalu dalam, apalagi vaksin sudah ditemukan dan segera didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit, sehingga bisa menekan laju pandemi COVID-19 dan PSBB di DKI Jakarta bisa kembali ke new normal,” jelasnya.
Dia melanjutkan, informasi yang positif baik dari eksternal dan internal membuat pelaku pasar kembali optimis bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit kembali.
“Walaupun terjadi resesi, namun akan kembali bangkit. Sehingga arus modal asing kembali masuk di pasar dalam negeri, itu bisa terlihat dari menguatnya mata uang Garuda kemarin sore,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT