Ada Penerbangan Perintis, Kemenhub Klaim Harga Sembako Turun 40 Persen

Pesawat Wings Air gangguan mesin Foto: Fiqman Sunandar/Antara

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hari ini melaksanakan penandatanganan dan penyerahan kontrak angkutan udara Perintis Penumpang, Perintis Kargo dan Subsidi Angkutan Udara Kargo tahun 2020.

Program Angkutan Udara Perintis yang sudah berlangsung sejak 2017 ini merupakan bagian dari fokus pemerintah Presiden Joko Widodo dalam mengatasi persoalan logistik di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti menyampaikan, pada 2019 lalu program ini telah berhasil memangkas harga bahan pokok hingga 40 persen di daerah terpencil, terutama di wilayah Papua.

“Tahun lalu dengan adanya perintis ini sudah ada penurunan disparitas harganya itu sebesar 40-50 persen. Alhamdulilah sebagai contoh beras ya, biasanya Rp 800 ribu sekarang Rp 500 ribu,” ungkap Polana di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).

Pilot Susi Air saat take off. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan

Polana menjelaskan, Angkutan Udara Perintis merupakan program prioritas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang menjadi pendukung dari program pemerintah. Penerbangan perintis ini diharapkan bisa membuka daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan, serta dapat membantu pemerataan pembangunan, dan membuka potensi ekonomi, wisata dan investasi.

Untuk itu, Polana meminta agar penerbangan perintis tidak terputus. Sebab menurut Polana, transportasi udara merupakan satu-satunya moda yang memungkinkan beroperasi di wilayah 3T.

"Setidaknya pelayanan itu tidak terputus,” ujarnya.

Sampai saat ini, operator yang melayani rute perintis adalah Susi Air, Dimonim Air, dan Trigana Air Service. Serta dua pendatang yang baru masuk tahun ini yaitu Smart Cakrawala dan Asian One.