Ada Usul Uang Pelatihan Kartu Prakerja Rp 1 Juta Bisa Dicairkan

2 Juni 2020 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daftar kartu Prakerja. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak awal diluncurkan, Kartu Prakerja sudah mendapat beragam kritikan dari masyarakat mulai dari dana yang digunakan sampai proses pelatihan online. Meski begitu, belum ada tanda-tanda evaluasi dari pemerintah dalam menjalankan program tersebut.
ADVERTISEMENT
Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, harus ada perubahan dari pelaksanaan Kartu Prakerja. Apalagi pemerintah sedang menyiapkan beragam protokol new normal.
Yusuf merasa salah satu yang harus disesuaikan dari program itu adalah biaya pelatihan. Menurutnya uang Rp 1 juta untuk mengakses pelatihan alangkah baiknya bisa dicairkan.
“Nah menurut saya prasyarat yang diharuskan untuk pelatihan itu dihapuskan saja dulu untuk sementara. Jadi maksudnya uang Rp 1 juta itu bisa dicairkan oleh para penerima tanpa harus mengikuti pelatihan yang disediakan pemerintah,” kata Yusuf saat dihubungi kumparan, Selasa (2/6).
Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang kedua di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Namun, Yusuf tidak mempermasalahkan kalau ada peserta yang tetap memanfaatkan pelatihan dari 8 platform digital yang disiapkan pemerintah. Ia mengatakan peserta harus diberikan alternatif atau kebebasan memanfaatkan uang Rp 1 juta untuk kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
“Iya betul (new normal) diberikan fleksibilitas penerima Kartu Prakerja ini sampai misalnya pelatihan dalam bentuk fisik sudah bisa dijalankan lebih baik. Tapi selama vaksin belum ketemu masih harus ada protokol yang dibangun khususnya dalam pelatihan nanti,” ujar Yusuf.
Selain itu, Yusuf menganggap target 5,6 juta peserta Kartu Prakerja tidak cukup untuk mengatasi masalah pengangguran. Ia meminta pemerintah meningkatkan target jumlah peserta karena banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena virus corona.
“Kalau lihat perkembangan sekarang tentu kan sudah banyak PHK, ada penyesuaian angka pengangguran. 5,6 juta (target peserta) tak relevan lagi, harus ditargetkan ditingkatkan,” ungkap Yusuf.