news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Adaro Setor Royalti Rp 3 Triliun per September 2020, Turun 27 Persen

3 November 2020 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tambang batu bara Adaro, Kalimantan Selatan. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) hari ini mengumumkan laporan keuangan konsolidasian untuk sembilan bulan pertama tahun 2020. Penurunan permintaan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi dan minat beli yang lemah di negara-negara pengimpor utama telah berdampak terhadap harga batu bara global.
ADVERTISEMENT
Di kuartal III 2020 ini, pendapatan usaha Adaro turun 26 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi USD 1,955 miliar karena penurunan Average Selling Price (ASP) dan volume penjualan, yang masing-masing turun 18 persen dan 9 persen. Pada periode ini, produksi dan penjualan batu bara masing-masing sebesar 41,10 juta ton dan 40,76 juta ton, setara dengan penurunan 7 persen dan 9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara beban pokok pendapatan turun 20 persen secara tahunan menjadi USD 1,492 miliar, terutama karena penurunan pada nisbah kupas serta pembayaran royalti kepada pemerintah pada kuartal III 2020. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) turun 17 persen akibat penurunan nisbah kupas maupun harga bahan bakar. Biaya bahan bakar turun 28 persen, karena harga bahan bakar turun dan konsumsi bahan bakar turun 18 persen seiring menurunnya produksi dan nisbah kupas.
Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro Energy Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Royalti kepada Pemerintah Indonesia pun turun 27 persen dibanding kuartal III 2019 menjadi USD 207 juta atau setara dengan Rp 3 triliun (kurs dolar Rp 14.500), karena pendapatan dan ASP juga lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Adaro juga mencatat beban usaha sebesar USD 129 juta, atau turun 23 persen dibanding kuartal III 2019, terutama karena penurunan sebesar 38 persen pada beban penjualan dan pemasaran serta penurunan sebesar 39 persen pada biaya profesional.
Adapun laba inti pada Januari-September 2020 tercatat sebesar USD 326 juta, atau turun 36 persen secara tahunan karena didorong penurunan profitabilitas.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir, mengatakan bahwa meski dibayangi oleh tantangan ekonomi makro, Adaro masih dapat mempertahankan operasi yang solid. Kondisi pasar batu bara yang sulit akibat ekonomi global yang masih belum kondusif karena pandemi yang berkepanjangan terus menekan profitabilitas perusahaan.
"Meski ketidakpastian masih ada, model bisnis kami yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan efisien dalam menghadapi tantangan ini. Di sisi yang positif, kami mulai melihat beberapa tanda rebalancing di pasar batu bara berkat disiplin terhadap suplai. Kami tetap merasa optimis terhadap fundamental industri di jangka panjang, dan dalam menghadapi tantangan jangka pendek, kami berfokus untuk menjaga kas, memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan, bertahan di jalur yang sudah ada, terus mengeksekusi strategi untuk memastikan kelangsungan bisnis, dan tetap bersumbangsih terhadap pembangunan nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (3/11).
ADVERTISEMENT